Layang-layang Putus Anak Soeharto

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-22 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :


MENGGELAR rapat sekitar sebulan sebelum Ramadan, Hutomo Mandala Putra berniat mengevaluasi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta terkait dengan kepengurusan Partai Beringin Karya (Berkarya). Tommy—panggilan Hutomo—berharap para kader partai tak lagi terpecah. “Pak Tommy masih berharap kader-kader Berkarya yang bergabung di kubu sebelah bisa kembali,” kata Bendahara Umum Partai Berkarya Neneng A. Tuty kepada Tempo pada Jumat, 21 Mei lalu.
Tommy menggugat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait dengan pengesahan struktur organisasi partai periode 2020-2025. Tommy terdepak dari kursi ketua umum dan digantikan Muchdi Purwoprandjono, lalu didaulat menjadi ketua dewan pembina. Pada 16 Februari lalu, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mengabulkan gugatan Tommy dan membatalkan keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly tentang pengesahan Berkarya di bawah kepemimpinan Muchdi. Artinya, Tommy—anak kelima Soeharto—kembali menguasai kursi Ketua Umum Berkarya.
Konflik internal Berkarya mulai mendidih seusai Pemilihan Umum 2019. Dalam pemungutan suara dua tahun lalu, partai itu hanya menempati peringkat kesebelas dengan meraih 2,9 juta suara atau 2 persen sehingga gagal lolos ambang batas parlemen di tingkat nasional. Walau begitu, mereka bisa menempatkan 140 kadernya menjadi anggota legislatif di daerah. (Baca: Jualan Cendana Sampai Nanti)

DPP Partai Berkarya di Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Badaruddin Andi Picunang, Sekretaris Jenderal Berkarya kubu Muchdi, mengatakan hasil Pemilu 2019 membuat sejumlah besar kader kecewa. Menurut dia, Tommy menjanjikan Berkarya bisa mengamankan sedikitnya 80 kursi di Senayan, tempat gedung Dewan Perwakilan Rakyat berada di Jakarta. Tapi partai justru babak-belur dalam pemilu, antara lain karena minimnya saksi yang dikerahkan ke tempat pemungutan suara.
Andi Picunang, bekas kader Partai Golkar, dan sejumlah pengurus mengaku beberapa kali bersurat kepada Tommy untuk meminta menggelar rapat evaluasi hasil pemilu. Permohonan itu tak diacuhkan Tommy sehingga tak pernah ada diskusi untuk mengulas penyebab kekalahan Berkarya. Dia juga menyebutkan kader yang lolos di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tak pernah diberi petunjuk dan penugasan khusus di fraksi. “Kami seperti layang-layang putus,” ujar Andi. (Baca: Yang Rindu Daripada Soeharto)
Mentok berkomunikasi dengan Tommy,…

Keywords: Partai GolkarSiti Hediati Soeharto | Titiek SoehartoSoehartoTommy SoehartoSiti Hardiyanti Indra Rukmana | TututKeluarga CendanaPartai Berkarya
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?