Malu Kucing Ronde Ketiga

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-06-19 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :


SEMBARI terkekeh, Presiden Joko Widodo geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan soal kemungkinan dia menjadi kepala negara lagi untuk ketiga kalinya. Di hadapan sejumlah pemimpin media massa yang diundang ke Istana Merdeka pada Senin petang, 7 Juni lalu, Jokowi menyebut pelempar gagasan tersebut hendak menampar, mencari muka, atau menjerumuskannya. Pemimpin Redaksi MNC Radio Network Gaib Maruto Sigit, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan tetamu yang hadir menanyakan kemungkinan perubahan sikap Jokowi menjelang 2024. Apalagi sejumlah survei menunjukkan elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih tinggi.
Baca juga: Manuver Para Jenderal Berebut Kursi Panglima TNI Jokowi mengatakan banyak orang muda yang lebih pintar dan berkualitas layak menggantikannya. “Saya ini manusia jadul, orang zaman dulu. Saya sudah usang,” ujar Jokowi seperti ditulis Gaib dalam tulisan berjudul “Nanti Kita Cerita tentang Presiden Hari ini”. Dihubungi pada Jumat, 18 Juni lalu, Gaib mempersilakan tulisan itu dikutip.
Tak sekali itu saja Jokowi menyatakan menolak wacana periode ketiga. Pada pertengahan Maret lalu, dia mengklaim akan mematuhi Undang-Undang Dasar 1945 yang membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode. Saat itu, mulai terdengar usul agar Majelis Permusyawaratan Rakyat mengamendemen konstitusi agar masa jabatan presiden dan wakil presiden bisa tiga periode. “Pemerintahan ini berjalan tegak lurus dengan konstitusi,” ucap Jokowi. Kendati Jokowi sudah bersuara, orang-orang dekatnya dikabarkan bermanuver mendorong perubahan masa jabatan presiden. Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya, Arief Poyuono, mengaku pernah diajak berdiskusi beberapa kali oleh pejabat Istana. Arief pun mengaku didorong oleh pejabat tersebut untuk menyuarakan gagasan tiga periode Jokowi. “Saya berdiskusi dengan orang di lingkaran Jokowi,” katanya.
Baca: Cara Jokowi Memilih Calon Panglima TNI Beberapa waktu setelah pertemuan tersebut, sejak pertengahan Maret lalu Arief mulai menggaungkan wacana bahwa Jokowi layak memimpin tiga periode. Menurut dia, banyak orang dekat Jokowi memuji pernyataan tersebut. Termasuk seorang menteri yang mengirimkan tanda jempol melalui aplikasi WhatsApp. Berkomunikasi dengan sejumlah petinggi berbagai negara, Arief mengklaim mereka ikut mendukung wacana itu. Sepanjang pekan lalu, Tempo menemui belasan petinggi partai politik, mayoritas dari partai pendukung pemerintah, dan lembaga survei yang mengetahui manuver Istana. Menolak namanya disebut karena wacana ini terkait dengan “dapur Istana”, mereka membeberkan sejumlah menteri dan mantan pejabat yang dekat dengan Jokowi ikut merancang skenario kepemimpinan tiga periode. Para politikus itu mengaku telah didekati oleh orang-orang dekat Jokowi tersebut ataupun utusannya.


Mereka bercerita, ada dua skenario yang digulirkan. Pertama, membuka peluang periode ketiga selama lima tahun melalui pemilihan umum. Adapun skenario kedua adalah memperpanjang masa jabatan presiden maksimal tiga tahun. Perpanjangan itu juga disertai dengan penambahan masa jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Namun masa jabatan kepala daerah mungkin tidak akan terpengaruh. Jika skenario tersebut berjalan, pada 2024 hanya akan ada pemilihan kepala daerah. Baca: Kolom Bivitri Susanti, Robohnya Demokrasi Kami
Skenario apa pun yang dipilih akan tetap membutuhkan amendemen Undang-Undang Dasar 1945. Perubahan konstitusi harus diusulkan minimal oleh sepertiga jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat atau 237 dari 711 anggota DPR dan DPD. Namun para politikus yang ditemui Tempo memperkirakan bukan perkara sulit membuka pintu amendemen. Iming-iming perpanjangan masa jabatan sangat mungkin membuat anggota DPR dan DPD mendukung amendemen agar bisa lebih lama berada di Senayan tanpa perlu mengeluarkan duit miliaran rupiah.


Keywords: Bambang SoesatyoPrabowo SubiantoJokowiWacana Jabatan Presiden 3 Periode3 Periode Jokowi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?