Apa Daya Pabrik Gula
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-07-03 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
MUSIM giling tebu telah tiba di sentra-sentra produksi gula sebulan terakhir. Di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kemeriahannya bahkan belum berakhir. Pada Jumat, 2 Juli lalu, antrean truk pengangkut tebu masih mengular di pelataran Pabrik Gula (PG) Glenmore, yang menyalakan mesin giling mereka sejak pekan kedua Juni lalu.
Ramainya truk tebu yang menunggu giliran membongkar muatan siang itu amat kontras dengan suasana di dalam fasilitas produksi pabrik. Tak seperti jamaknya pabrik yang dipenuhi karyawan, setiap fasilitas produksi PG Glenmore hanya diampu segelintir pegawai. Stasiun penggilingan yang luasnya sekitar setengah lapangan bola, misalnya, dioperasikan dua pekerja.
Pabrik gula yang dikelola PT Industri Gula Glenmore (IGG), anak usaha PT Perkebunan Nusantara XII dan PT Perkebunan Nusantara XI, ini memang beroperasi menggunakan mesin yang serba otomatis. Stasiun penggilingan tersebut mengaplikasikan distributed control system (DCS) yang dijalankan seorang operator. “Jadi mesin-mesin dikendalikan dari control room,” kata Guntur Prihatomo, Manajer Sumber Daya Manusia dan Umum IGG, Jumat, 2 Juli lalu.
Sistem di ruang kendali itu memudahkan pegawai IGG dalam mengoperasikan setiap mesin, cukup dengan memencet tombol. Tak hanya itu, DCS juga akan merekam setiap detail proses produksi, dari nama dan jenis bahan, durasi penggilingan, volume tebu yang digiling, hingga hasilnya. Pola ini berbeda dengan sistem pabrik gula konvensional yang menjalankan setiap tahap produksi secara manual.
Direktur PT Perkebunan Nusantara XII Siwi Peni (keempat kiri) bersama jajaranya meninjau Buka Giling perdana 2021 di Pabrik Gula milik PT Industri Gula Glenmore, PTPN XII, Banyuwangi, Jawa Timur, 9 Juni 2021. ANTARA/Budi Candra Setya
Resmi beroperasi pada 2 Agustus 2016, PG Glenmore dibangun dengan biaya investasi senilai Rp 1,5 triliun. Pabrik gula modern yang dilengkapi sistem komputerisasi dan otomatisasi ini mengusung konsep industri terpadu. Tidak hanya memproduksi gula kristal putih alias gula konsumsi rumah tangga, pabrik ini juga menghasilkan produk turunan berupa bioetanol. Sisa olahan produksi juga dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dan pakan ternak hingga penyediaan daya listrik berkapasitas 20 megawatt.
Dengan sistem otomatisasi produksi yang terintegrasi seperti itu, ujar Guntur, pabrik lebih efisien. Pengambilan keputusan pun lebih tepat sasaran karena didukung data yang lengkap dan akurat. Dengan begitu, kinerja pabrik lebih baik tak hanya dari ukuran produktivitas, tapi juga keuangan.
Misi besar sedang diemban IGG. Tahun ini, PG Glenmore diproyeksikan bisa meraup pendapatan hingga Rp 700 miliar, naik 33 persen dibanding…
Keywords: Industri Gula, Revitalisasi Industri Gula, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), BUMN, Lembaga Pengelola Investasi | LPI, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…