Kucing-kucingan Seleksi Wakil Tuhan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-08-14 / Halaman : / Rubrik : HK / Penulis :


AUDIO siaran langsung seleksi calon hakim agung di kanal YouTube milik Komisi Yudisial itu mendadak hilang pada Selasa siang, 3 Agustus lalu. Acara yang ditayangkan secara langsung itu tengah menampilkan para komisioner mewawancarai lima kandidat: Aviantara, Dwiarso Budi Santiarto, Suradi, Jupriadi, dan Artha Theresia Silalahi. Bukan karena gangguan teknis, apalagi alasan sinyal Internet yang buruk, ternyata panitia sengaja mematikan mikrofon. Peristiwa ini mendadak sontak mendapat reaksi keras dari sejumlah penonton, termasuk mantan Ketua Komisi Yudisial 2013-2015, Suparman Marzuki. “Seleksi itu mengabaikan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi,” ujarnya. Acara itu tengah dinanti banyak orang. Sejak Maret lalu, Komisi Yudisial menggodok 149 nama hakim yang mendaftar sebagai calon hakim Mahkamah Agung. Komisi Yudisial sedang mencari 13 kandidat untuk menggantikan hakim agung yang pensiun atau meninggal tahun ini. Dari jumlah pendaftar di awal, tinggal 24 kandidat yang lolos dan mengikuti seleksi wawancara. Juru bicara Mahkamah Agung, Andi Samsan Nganro, mengatakan kandidat terpilih bakal mengisi berbagai formasi. Sebanyak 8 hakim agung ditempatkan di kamar pidana, 2 orang di kamar perdata, 1 orang di kamar militer, dan 2 hakim agung di kamar tata usaha negara khusus pajak. “Formasi yang kami ajukan sesuai dengan kebutuhan,” tuturnya.
Artha Theresia Silalahi, Calon Hakim Agung , menjalani wawancara pada 3 Agustus 2021./Dok. Komisi Yudisial
Suparman merasa ragu seleksi kali ini akan menghasilkan sosok hakim agung yang ideal. Ia merasa heran atas aturan panitia yang sengaja mematikan suara saat klarifikasi pertanyaan mengenai rekam jejak dan integritas para calon. Menurut dia, perlakuan itu merupakan preseden buruk bagi prinsip keterbukaan. Ia dan mantan Ketua Komisi Yudisial periode 2005-2010, Busyro Muqoddas, melayangkan protes lewat surat tertulis terhadap seleksi tersebut. Pada periode sebelumnya, ucap Suparman, sesi wawancara tertutup hanya dibuat untuk pertanyaan yang menyangkut moralitas seperti perselingkuhan. Klarifikasi ihwal rekam…

Keywords: Indonesia Corruption Watch (ICW)Komisi Yudisial | KYMahkamah AgungSeleksi Calon Hakim Agung
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…