Sosok Kecil Dan Sisi Lain Revolusi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-08-28 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
GUBUKNYA terletak di pinggir rel kereta api Stasiun Juanda, Jakarta. Gubuk berlantai tanah ala kadarnya. Tiap kereta lewat, gubug itu bergetar. Di situlah wanita peranakan Tionghoa asal Wonosobo, Jawa Tengah, almarhum The Sin Nio, bertahun-tahun bertahan hidup.
Lingkungan sekitarnya menganggap dia tak waras karena ia sering mengenakan baju tentara dengan nama laki-laki. Tapi sejumlah media kemudian menulis sesudah kematiannya, pada 1985, The Sin Nio sesungguhnya adalah sosok pejuang yang dilupakan. Di Wonosobo, saat masa revolusi, ia turut bergerilya. Sebagai seorang perempuan Tionghoa, ia perlu menyamar menjadi gerilyawan laki-laki bernama Mochammad Moechsin. “Sepur apa yang lewat tadi?“ Adegan monolog yang dimainkan oleh Laura Basuki itu diawali adegan The Sin Nio terbangun—entah malam pukul berapa—karena guncangan keras kereta melintas. Tergeragap bangun, ia lalu sadar semuanya sunyi. I
a sama sekali tak mendengar sayup-sayup satu pun percakapan gelandangan, klakson mobil, dan orang-orang di warung-warung seputar rel Stasiun Juanda. Aneh, sebuah sepi yang tak biasa. Ia merasa ditinggal sendirian. Seolah firasat menjelang ajal. Ia lalu meraih pakaian seragam legiun veteran bertulisan nama Mochammad Moechsin yang jatuh dari gantungan dan mengenakannya. Monolog Sepinya Sepi seterusnya menampilkan bagaimana dalam “sepi yang mencekam ” itu, The Sin Nio mengingat rekan-rekannya di Kompi 1 Batalion 1 Resimen 18 Wonosobo yang entah ke mana. Ia juga mengenang bagaimana awalnya dia terlunta-lunta di Jakarta mengurus surat keterangan veteran. Kemudian, berbekal tanda jasa itu, ia hanya mendapatkan Rp 28 ribu per bulan dari negara.
Chelsea Islan sebagai Ketut Tantri dalam Nusa yang Hilang. Dok. Titimangsa Foundation/@bangjose
Monolog ini menonjolkan bagaimana The Sin Nio sebagai orang Tionghoa—baik selama revolusi maupun sesudah revolusi—mengalami peristiwa-peristiwa menyakitkan. Meski data tentang The Sin Nio minim, Ahda Imran selaku penulis naskah dan sutradara Heliana Sinaga bisa menyajikan pertunjukan menyentuh. Akting…
Keywords: Chicco Jerikho, Happy Salma, Laura Basuki, Budaya Saya, Pentas Monolog, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.