Game Lokal Kualitas Global

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-08-28 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :


PANDEMI Covid-19 yang diikuti kebijakan pemerintah membatasi aktivitas semua orang membuat Andi Primabudi menekuni hobi lamanya: bermain game. Pegawai 28 tahun di perusahaan teknologi informasi di Jakarta ini jadi punya banyak waktu untuk memainkan konsol koleksinya yang menganggur karena kesibukan bekerja.
Sebagai lajang, Prima tak punya batasan membeli game kesukaan. Selama masa pandemi, ia membeli konsol Microsoft generasi terbaru, seperti Xbox Series X yang harganya mencapai Rp 7,4 juta pada akhir tahun lalu. Pada Juni lalu, dia baru membeli PlayStation generasi kelima seharga Rp 7,3 juta. “Saat pandemi, pengeluaran yang tak esensial tidak ada, jadi bisa beli game,” kata Prima pada Jumat, 27 Agustus lalu.
Bagi Prima, yang doyan nge-game sejak kecil, bermain game seperti menghilangkan stres. Ia menyukai permainan di konsol karena tak banyak menghabiskan waktu. “Seperti menonton film,” tuturnya. “Ada waktunya selesai.”
Adha Ariutama juga suka bermain game tanpa lupa waktu. Pekerja di perusahaan periklanan ini biasanya menghabiskan empat jam sehari untuk bermain game di sela kerja dan rapat online. Laki-laki 27 tahun ini lebih menyukai mobile game karena lebih praktis. “Sesekali game konsol seperti Pro Evolution Soccer di PlayStation,” ucapnya.
Biasanya, Adha memainkan Mobile Legends, PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG, Dragon Raja, dan Dota. Saat pandemi melanda, ia mencoba Ragnarok Online Mobile dan MIR4. Untuk permainan di telepon seluler ini, Adha menghabiskan Rp 200 ribu per bulan buat membeli semacam skin di Mobile Legends. 
Dari sekian banyak game yang dimainkan Adha atau Prima, semuanya berasal dari pengembang game luar negeri. Adha mengaku belum pernah mencoba game lokal karena merasa kurang nyaman dengan grafisnya. “Ada game buatan Indonesia, mirip Mobile Legends, tapi masih kurang,” ujar Adha.

Game
Pemain game seperti Prima dan Adha kian giat bermain di masa pandemi. Berkat mereka, industri game tumbuh melesat dibanding sektor ekonomi lain yang terpuruk. Bukan hanya game internasional, game lokal juga turut menangguk untung di masa pembatasan interaksi sosial untuk memutus penularan virus corona.
Data Asosiasi Game Indonesia menunjukkan pertumbuhan jumlah pengembang game di Indonesia selama masa pandemi tahun lalu sebesar 10-20 persen. "Kalau industri game secara umum meningkat drastis. Pada 2021 naik 30 persen," kata Cipto Adiguno, Presiden Asosiasi Game Indonesia, Selasa, 24 Agustus lalu.
Membesarnya pasar game di Indonesia terlihat dengan makin menjamurnya pengembang game lokal. Karya sejumlah pengembang game lokal, seperti Agate Studio, Altermyth Studio, Toge Productions, Tinker Game, dan Touch Ten Game, bahkan sudah mengglobal. Beberapa game bisa dimainkan di konsol seperti Nintendo, Xbox, dan PlayStation.
Game lokal tumbuh signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Pada 2000, sebelum era permainan online, pemain industri game di Indonesia sebatas…

Keywords: Kementerian Pariwisata dan Industri KreatifIndustri Kreatif Covid-19GameGame lokalIndustri Game
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…