Pesta Besar Menghibur Roh Leluhur

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-09-04 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


DI ATAS uma besar, rumah tradisional Mentawai yang berdiri di punggung bukit di Matotonan, suara gendang gajeuma dan gong yang mulai dipukul memecah pagi yang cerah. Suaranya bergaung hingga ke lembah Sarereiket, yang terbentang di bawahnya.
Sungai Rereiket yang menjadi jalur masuk utama ke Matotonan, desa paling hulu di Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, tampak mengalir tenang. Airnya berkilau cokelat keemasan. Di dermaga kecilnya terpancang tegak dua batang bambu tinggi dihiasi daun enau berwarna kuning.
Seekor burung kayu yang tergantung di pucuknya bergoyang tertiup angin. Burung kayu mainan roh itu untuk menyenangkan roh yang akan datang dalam punen atau pesta besar Puliaijat, yang prosesinya berlangsung di Matotonan pada 11-13 Agustus lalu. 
Meski saya sering bertandang ke Kepulauan Mentawai sejak awal tahun 2000-an, ini perjalanan pertama saya ke Matotonan. Saya menginap di rumah pasangan muda Zulfiardi dan Maria, sebuah rumah kayu yang cukup luas. Kamar mandinya yang terbuka sangat mengesankan. Dindingnya dari susunan batang pohon waru yang tumbuh dan berdaun, di belakangnya hutan. Air bersihnya juga melimpah dari pancuran. 

Sikerei Aman Deun, pemimpin Ritual Puliaijat. TEMPO/Febrianti
Desa Matotonan, yang berada di lembah subur dan berpenghuni lebih dari seribu penduduk, adalah perkampungan bentukan pemerintah sekitar 40 tahun silam. Rumah-rumah di sana tampak seragam. 
Menyambut Puliaijat, jalan desa di Matotonan banyak dihiasi dengan batang bambu, daun enau, dan burung kayu. Jumlah bambu menandakan jumlah babi yang akan dikorbankan untuk pesta. “Jika jumlah bambunya tidak sesuai dengan jumlah sainak (babi), nanti orang bisa memprotes, kenapa jumlah bambunya tidak sebanyak jumlah sainak saat punen,” kata Zaidin Samamutei, koordinator acara Puliaijat. 
Prosesi Puliaijat akan berlangsung selama tiga hari tiga malam. Pesta ritual besar ini untuk merayakan hari jadi Desa Matotonan, yang jatuh pada 12 Agustus. Pesta ini diikuti 12 suku besar yang ada di Matotonan. Puliaijat juga melibatkan 29 sikerei, ahli pengobatan dan pemimpin acara ritual adat Mentawai.
Menurut Zaidin, sebenarnya Puliaijat adalah pesta ritual besar yang diadakan suatu suku dalam satu kelompok uma. Biasanya Puliaijat digelar karena satu peristiwa yang dianggap luar biasa. “Misalnya, saat bubungan atap di uma sudah mulai rusak, itu harus diperbaiki dengan Puliaijat. Tujuannya untuk mengusir roh-roh jahat agar pergi dari uma,” ujarnya. 

Babi yang digantung di tiang uma di Desa Matotonan, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Agustus 2021. TEMPO/Febrianti
Puliaijat dipimpin oleh seorang sikebbukat uma, pemimpin yang dituakan dalam uma dan mengetahui mantra-mantra. Puliaijat yang diadakan dalam sebuah uma biasanya berlangsung secara tertutup, hanya anggota kelompok uma yang bisa mengikuti ritual ini. Namun, dalam tahap persiapan, sikerei dari kelompok uma yang lain diundang untuk membantu penyelenggaraannya.
Selama ini, Puliaijat masih sering dilangsungkan di Matotonan oleh tiap suku di uma mereka. “Tapi Puliaijat ini tidak bisa diperkirakan waktunya karena sesuai dengan keinginan mereka,” ucap Zaidin.
Zaidin menyebutkan ritual Puliaijat yang digelar untuk perayaan pesta ulang tahun Desa Matotonan sama dengan Puliaijat yang biasa diadakan di uma suku selama ini. Bedanya, pesta besar kali ini diikuti oleh banyak suku. “Ini semacam silaturahmi antarsuku dan antarsikerei,” katanya.
Kepala Desa Matotonan Ali Umran Sarubei mengatakan Puliaijat sebagai perayaan ulang tahun desa juga bertujuan mengenalkan budaya Mentawai kepada pemuda dan anak-anak di Matotonan. “Biasanya tiap suku mengadakan pesta Puliaijat sendiri, tapi itu tidak bisa dilihat oleh suku lain. Kalau yang sekarang bisa disaksikan semua. Ini juga untuk pelajaran budaya bagi anak-anak,” ujar Ali. 
Dalam tiga…

Keywords: Kabupaten Kepulauan MentawaiBudaya MentawaiTradisi SiberutAdat MentawaiTradisi MentawaiDesa Matotonan
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…