Sketsa Dan Gambar Thamrin, Rekonstruksi Bangunan Pada Kertas

Edisi: 05/47 / Tanggal : 2018-04-01 / Halaman : 38 / Rubrik : SN / Penulis : Bambang Bujono, ,


SKETSA dalam seni rupa tak lagi bak gesekan biola tunggal, seperti dicanangkan oleh Kusnadi, pelukis dan dosen di Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta, pada awal 1950-an. Dan sesungguhnya, pada kenyataannya, dari zaman Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia pada akhir 1930-an, tonggak yang dinyatakan sebagai lahirnya seni lukis modern Indonesia, hingga sekarang, "gesekan biola tunggal" itu diselang-seling dengan "orkestra": sketsa bukan hanya garis, melainkan dikombinasi dengan blok-blok dan sapuan, bahkan pulasan, dan lain-lain. Ini bisa dilihat di berbagai majalah budaya 1950-1960-an, dan belakangan ini pada blok-blok yang menyajikan sketsa dari berbagai kelompok yang tumbuh: Urban Sketchers, Indonesia’s Sketchers, Bandung Sketchwalk, KamiSketsa, dan beberapa lagi.

Walhasil, dua istilah dalam seni rupa, sketsa dan gambar, berpadu, bertukar tempat, atau bahkan menyatu. Sebutan yang dipilih sekadar pertanda pilihan senimannya, dengan catatan: makna sketsa dan gambar di sini adalah yang dibuat langsung di tempat (untuk membedakan dengan gambar yang dibuat berdasarkan imajinasi, umpamanya gambar-gambar Goenawan Mohamad).

Itu pula, membaurnya sketsa dan gambar, yang bisa disaksikan pada pameran yang dinyatakan sebagai "pameran sketsa": Pameran Sketsa bertajuk "Impromptu" di warung Kopi Manyar di Bintaro Jaya Sektor 1, Jakarta Selatan, sepanjang 10-31 Maret ini. Perupanya, Muhammad Thamrin, seorang arsitek. Puluhan karya, umumnya kertas berukuran A4 (sekitar 20 X 30 sentimeter) dan setengahnya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.