Kisah Tak Terlupakan di SD Bukchon

Edisi: 07/47 / Tanggal : 2018-04-15 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Abdul Manan, ,


GURATAN ketuaan terlihat jelas di wajah Ko Wan-soon. Warga Bukchon-ri, Provinsi Jeju, Korea Selatan, ini sudah berusia 80 tahun, tapi masih mengingat cukup baik peristiwa pemberontakan dan 3 April 1948 yang kemudian berujung pada pembantaian yang menewaskan sekitar 30 ribu orang di Jeju.

Ia adalah satu di antara sekian orang yang beruntung masih selamat dari penembakan terhadap warga Desa Bukchon-ri setelah militer Korea mengumpulkan mereka di Bukchon Elementary School, pukul 3 sore pada 18 Desember 1948. Saat itu umurnya baru 9 tahun.

Wan-soon tiba di sekolah dasar itu bersama ibu dan adik laki-lakinya. Tak tahu untuk apa dikumpulkan, ia bertanya kepada prajurit yang berjaga di sekolah. Bukannya mendapatkan informasi, ia malah dimarahi.

"Di sela keramaian itu, saya mendengar serangkaian tembakan dan melihat tujuh hingga delapan orang roboh ke lantai," ujar Wan-soon kepada wartawan di Neobeunsung Sacred Memorial for Victims of Jeju 4.3 di Bukchon-ri, tempat jenazah para korban insiden Jeju dimakamkan, awal Maret lalu.

Melihat pemandangan mengerikan itu, saudara laki-laki Wan-soon menjerit ketakutan. Ia juga berusaha melarikan diri, tapi tak berhasil. "Kemudian seorang tentara memberikan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…