JALUR DAMAI PENCEMARAN LEPAS PANTAI

Edisi: 09/47 / Tanggal : 2018-04-29 / Halaman : 90 / Rubrik : EB / Penulis : Khairul Anam., Yohanes Seo, Wahyu Muryadi

BARU sehari di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Basilio Dias Araujo sudah mampir ke tiga tempat. Sejak Jumat pagi pekan lalu, Asisten Deputi Keamanan dan Pertahanan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman ini menyambangi tiga kantor pemerintah daerah sekaligus, dari kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, Bupati Kupang, hingga Wali Kota Kupang.

Ia datang bersama General Affairs Manager PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara dan Public Affairs & Relation Officer Irwan Mardelis. Keduanya mewakili PTTEP Group, perusahaan minyak dan gas milik pemerintah Thailand. "Sekalian ingin mengenalkan mereka ke pemerintah daerah di NTT," kata Basilio, Jumat sore pekan lalu.

PTTEP Group tak lain induk dari PTT Exploration and Production Australiasia Pty Ltd. Perusahaan inilah yang mengoperasikan fasilitas pengeboran di lepas pantai negara bagian Northen Territory, Australia. Sembilan tahun lalu, rig pengeboran minyak di sumur Montara itu bocor. Akibatnya, 6,7 juta liter minyak mentah tumpah. Tumpahan emas hitam itu terbawa angin dan arus hingga masuk ke perairan Nusa Tenggara Timur.

Dalam pertemuan di Kupang itu, Basilio hendak mensosialisasi rencana PTTEP Indonesia mengucurkan tanggung jawab sosial perusahaan buat warga NTT. Pertemuan besar semula dirancang di kantor gubernur. Pesertanya dari perwakilan pemerintah kabupaten dan kota serta provinsi. Rupanya, pada hari yang sama, ada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat provinsi. "Jadinya kami kunjungi satu-satu."

Pada Jumat pertama bulan ini, Basilio sebetulnya sudah mengundang perwakilan Pemerintah Provinsi NTT serta sejumlah kabupaten dan kota datang ke Ibu…

Keywords: -

Rp. 15.000