Karawitan Subversif Ki Tjokrowasito
Edisi: 24/47 / Tanggal : 2018-08-12 / Halaman : 42 / Rubrik : SN / Penulis : Shinta Maharani , ,
GENDING ketawang Sihing-Widdi mengiringi tembang laras pesinden Desti Pertiwi dan Wiyani. Suara gamelan lirih, menyayat. Dua penembang itu mengidungkan welasan, lagu kesedihan meratapi nasib Pangeran Diponegoro.
Selagi Desti dan Wiyani membawakan tembang tentang kepedihan hati itu, pembaca narasi Supadma mengisahkan penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda dengan penuh penghayatan. Ia merintih dan terisak.
âââ¬ÃÂDuh, njeng Pangeran Diponegoro, sesotyaning bangsa, bebanthenging Nuswa Jawa, paduka kaloro ping apus, kapikut in penjajah (Duh, Pangeran Diponegoro, permata bangsa, juara Jawa, paduka dibohongi, terperangkap penjajah).
Rakyat, rakyat. Bola bali rakyat kang nandang sangsara. Ya, ya, ya, tutugna nggonmu sukan-sukan hondrowino, tutugna (Rakyat, rakyat. Rakyat terus yang menderita. Ya, ya, ya, teruskanlah tingkahmu berpesta-pora, teruskanlah).âââ¬Ã Para pengrawit tertawa keras.
Gending dan narasi itu bagian dari karya komposisi karawitan ciptaan maestro gamelan Ki Tjokrowasito (almarhum). Kelompok musik gamelan Jawa yang dikonduktori dosen seni karawitan Institut Seni Indonesia Yogyakarta mementaskannya di Pendapa Manisrenggo, Jumat malam, 27 Juli 2018. Pendapa Manisrenggo merupakan kediaman Ki Tjokrowasito.
Pentas karawitan berjudul Jaya Manggala Gita karya Ki Tjokrowasito malam itu adalah pertunjukan langka. Ki Tjokrowasito empu terakhir musik klasik Jawa yang mendapat pengakuan dunia. Dia adalah peletak gamelan kontemporer pada zamannya.
Ki Tjokrowasito, yang bergelar Kanjeng Pangeran Haryo Notoprojo, pernah menjadi profesor di California Institute of the Arts, Amerika Serikat. Salah satu muridnya adalah Alex Dea, yang belajar sejak 1972 hingga Ki Tjokrowasito meninggal.
Jaya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.