Adu Gesit Perahu Bercadik

Edisi: 30/47 / Tanggal : 2018-09-23 / Halaman : 48 / Rubrik : IMZ / Penulis : Didit Hariyadi, Arif Budianta, Prihandoko


RATUSAN orang tampak berjajar di tepi Pantai Labuang, Majene, Sulawesi Barat, pada Selasa ketiga Agustus lalu. Ketika terdengar suara tembakan, mereka berlarian menuju perahu masing-masing dan segera mendorongnya ke arah laut. Tak lama kemudian, mereka melompat ke atas perahu, mendayungnya, dan mengembangkan layar untuk memacu perahu. Dengan cepat mereka terlihat meninggalkan bibir Pantai Labuang.

Total ada 22 perahu yang berlayar dari pantai itu. Setiap perahu terdiri atas delapan orang awak, yang disebut passandeq. Satu orang menjadi juru kemudi, sementara tujuh lainnya bertugas mengatur layar dan menjaga keseimbangan. Perahu-perahu yang mereka naiki itu disebut sandeq. Perahu tradisional suku Mandar, Sulawesi Barat, ini berbahan dasar kayu dengan cadik bambu di kanan-kirinya. Ukurannya tak besar. Panjangnya hanya 12-13 meter, sementara lebarnya 50-60 sentimeter. Kendati begitu, perahu ini mampu mengangkut beban hingga ratusan kilogram.

Dari Pantai Labuang, perahu-perahu itu beradu cepat menuju perairan Desa Banua Sendana, Majene. Jaraknya kurang-lebih 35 kilometer. Namun tak semua sandeq berhasil menyelesaikan perjalanan. Angin kencang yang bertiup di sepanjang rute membuat beberapa sandeq terbalik, antara lain perahu bernama Bintang Merdeka, Dewa Laut, Pammase, dan Surya Persada. “Angin membuat perahu kami bertabrakan dengan perahu lain sehingga terbalik,” kata Abdullah, salah seorang awak Bintang Merdeka.

Sejumlah sandeq membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk menuntaskan perjalanan dari Pantai Labuang ke perairan Desa Banua Sendana. Perahu bernama Masya Allah menjadi yang pertama, diikuti Cahaya Mandar, Merpati Putih, Merpati, dan GPS. Ullah, awak Masya Allah, mengungkapkan, sepanjang perjalanan, perahunya dan sandeq lain terus-menerus diterjang angin kencang yang membuat ombak makin tinggi. “Karena itu, para passandeq memilih rute di pinggir pantai,” ujarnya.

Adu cepat perahu sandeq itu merupakan bagian dari Festival Sandeq Race 2018 yang berlangsung pada 11-17 Agustus lalu di Sulawesi Barat. Rutenya berawal dari Pantai Bahari, Polewali Mandar, menuju Pantai Manakarra, Mamuju. Rute ini berbeda dengan jalur dalam pergelaran tahun lalu, yang dimulai dari Pantai Manakarra dan berakhir di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Selain menampilkan lomba…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…