Rindu Dan Cemas Imigran.

Edisi: 34/47 / Tanggal : 2018-10-21 / Halaman : 90 / Rubrik : INT / Penulis : Mardiyah Chamim., ,


JALANAN Berlin di sebuah siang berangin, dua pekan lalu. Orang-orang dengan wajah dan perawakan non-Kaukasian lalu-lalang. ”Itu orang Turki. Itu orang Arab. Yang sana orang Asia. Makin hari makin banyak,” ujar seorang pejalan kaki. Lalu sebuah mobil melintas di jalan. Wusss, sebuah mobil ngebut di jalan yang kecepatannya seharusnya tak boleh lebih dari 40 kilometer per jam. Terdengar teriakan dari sisi jalan: ”Pasti imigran. Dasar tak tahu aturan!”

Imigran, sebuah kata yang menimbulkan debat tak berkesudahan di dunia, termasuk di Jerman. Televisi saban hari tak henti menayangkan talk show dengan topik ini. Tak sedikit yang berpendapat seharusnya gelombang imigran dibatasi dengan sangat ketat. Tapi bagaimana menyeleksi ratusan ribu orang yang sebagian sedang sekarat? Siapa yang boleh dan siapa yang tak boleh masuk?

Beragam pertanyaan menderas. ”Imigran memang perkara yang emosional dan membuat masyarakat terbelah,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam pidato pembukaan Bali Democracy Forum (BDF)-Berlin Chapter, 14 September 2018, yang bertema ”Migration and Democracy”. Ratusan ribu pengungsi yang bertaruh nyawa mencari suaka sungguh mengusik rasa kemanusiaan. Pada saat yang sama, ada kekhawatiran ekonomi, keamanan, dan ancaman terorisme. Akibatnya, tak sedikit negara tujuan yang mengabaikan pertimbangan hak asasi manusia, memperketat perbatasan, dan kemudian tercipta krisis kemanusiaan di kamp-kamp pengungsian.

Gelombang masif imigran,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…