Para Penjaga Terakhir Tato Mentawai.

Edisi: 37/47 / Tanggal : 2018-11-11 / Halaman : 46 / Rubrik : IMZ / Penulis : Febrianti, ,


UMA—rumah tradisional Mentawai—milik Aman Gebak Kunen Sabagalet di Desa Madobak, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, itu tampak besar di antara rumah-rumah lainnya. Rumah dari kayu berukuran 8 x 15 meter itu beratap daun sagu, bersebelahan dengan rumah-rumah kecil bantuan pemerintah. Puluhan tengkorak kepala babi dari punen (pesta adat) yang pernah diselenggarakan di uma itu berjejer tergantung di pintu masuk. Di pintu ruangan dalam, tampak puluhan tengkorak monyet, tengkorak burung rangkong, dan beberapa tengkorak rusa bertanduk besar. ”Itu semua hasil buruan saya saat masih kuat berburu ke hutan,” kata Aman Gebak, 70 tahun, lalu tertawa.

Boleh dibilang uma milik Aman Gebak itu merupakan satu-satunya benda peninggalan dari tradisi dan budaya masa lalu Mentawai di Desa Madobak. Tempo bertandang ke rumah Aman Gebak pada pertengahan September lalu bersama tim Rimba Terakhir—kolaborasi seniman dan lembaga swadaya masyarakat yang dibentuk oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia untuk kampanye lingkungan di Siberut.

Masuk ke uma Aman Gebak, rumah itu tampak begitu besar dan lengkap. Di bagian tengahnya terdapat tungku perapian dari batu yang disebut abut kerei. Fungsinya untuk penerangan di malam hari dan tempat memanaskan gajeuma (gendang) pada saat sikerei (dukun atau ahli pengobatan) akan menari. Juga sebagai tempat acara ritual menginjak bara api dalam upacara pengangkatan sikerei baru.

Di bagian belakangnya terdapat ruangan berukuran sekitar 4 x 6 meter yang bisa berfungsi sebagai kamar tidur, lantaran dipasangi kelambu. Di salah satu dinding ada tempat khusus untuk menyimpan buluat, yang terdiri atas tabung bambu yang diisi berbagai tumbuhan, dan biji manik. Di dekatnya ada gong yang digantung dan gajeuma. Di sudut ruangan belakang ada dapur dengan tungku batu untuk memasak sehari-hari dan di belakangnya ada beranda.

Aman Gebak Kunen adalah seorang sikerei di Madobak. Tubuhnya bertato lengkap atau titi dalam bahasa Mentawai. Tato itu terdapat di kaki, tangan, dan lehernya. Begitu juga istri Aman Gebak, Bai Gebak Kunen Samapoupou, 65 tahun, mempunyai tato di tangan, kaki, punggung, dada, leher, hingga dagu. Bai Gebak menuturkan, ia mulai ditato ketika berusia 10 tahun.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…