Kebisingan Dor Teater Api
Edisi: 51/47 / Tanggal : 2019-02-17 / Halaman : 43 / Rubrik : SN / Penulis : Kukuh S. Wibowo, ,
BAGI sutradara Luhur Kayungga, Dor adalah keberisikan. Naskah teater Putu Wijaya dari 1986 yang ia terjemahkan dalam panggung teater Gedung Kesenian Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Kamis malam dua pekan lalu, itu didominasi suara gedombreng kaleng-kaleng bekas yang diseret dan dipukul-pukul. Bahkan sampai akhir cerita pun Luhur menghadirkan suasana emosional dari para pemainnya yang menghantam "dinding" seng dengan lemparan kaleng bekas bertubi-tubi. Kaleng-kaleng berserakan hingga jatuh ke luar panggung.
Meski bising, ada kesunyian terselip di sela-selanya. Misalnya ketika sang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.