TOTO dan 15 Tahun Java Jazz

Edisi: 03/48 / Tanggal : 2019-03-17 / Halaman : 60 / Rubrik : MS / Penulis : Dian Yuliastuti, Isma Savitri, Prihandoko


HAMPIR 75 menit riuh rendah teriakan ribuan penonton terdengar di Hall D2 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad malam pekan lalu. Mereka seperti tak henti terpukau menyaksikan penampilan kelompok musik rock legendaris asal Los Angeles, Amerika Serikat, TOTO. Mulanya "gairah" penonton belum terlalu tinggi ketika band yang berdiri pada 1977 itu membuka penampilannya dengan membawakan lagu Devil’s Tower. Tapi suasana memanas ketika TOTO mengentak dengan lagu kedua: Hold the Line. Para penonton bernyanyi bersama sambil mengabadikan momen dengan telepon seluler masing-masing.

Pada malam puncak perayaan 15 tahun Java Jazz Festival itu, band yang pernah meraih Grammy Awards tersebut menampilkan sejumlah lagu yang sempat hit pada masanya. Total 16 lagu mereka bawakan. Setelah menyajikan Devil’s Tower dan Hold the Line, TOTO membawakan Lovers in the Night, yang menonjolkan bunyi saksofon, keyboard, dan gitar. Lalu sang vokalis, Steve Lukather, menyapa penonton. "Halo, Jakarta, cukup gugup dan senang bisa tampil dalam perayaan 15 tahun Java Jazz Festival," katanya. Kemudian TOTO kembali menggeber Hall D2 dengan lagu Alone.

Lukather mengambil jeda setelah menyanyikan Alone. Ia memperkenalkan satu per satu musikus yang tampil pada malam itu. Selain Lukather (yang juga memainkan gitar), ada Joseph Williams (vokal), Steve Porcaro (keyboard), Shem von Schroeck (bas), Warren Ham (saksofon), Dominique Xavier Taplin (keyboard), Shannon Forrest (drum), dan Lenny Castro (perkusi). Tapi tak ada nama David Paich (vokal dan keyboard), yang memang absen tampil malam itu.

Penonton kembali histeris ketika TOTO membawakan intro tembang I Will Remember. Mereka bernyanyi bersama sambil mengacungkan ponsel masing-masing. Lagu selanjutnya,?English Eyes, yang diciptakan pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…