Kisah Pilu Rasilu

Edisi: 14/48 / Tanggal : 2019-06-02 / Halaman : 67 / Rubrik : HK / Penulis : Linda Trianita, Rere Khairiyah,


MUNCUL dari balik jeruji dengan dikawal seorang sipir penjara, Rasilu langsung menyunggingkan senyum ketika melihat La Mane. Ia lantas mendekap sang kakak. Pertemuan keduanya berlangsung di ruang tunggu Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Ambon pada 16 Mei lalu. Rasilu sudah sebulan tidak bertemu dengan kakaknya sejak ia dipindahkan dari Rumah Tahanan Kelas II Ambon di kawasan Waiheru, Teluk Ambon. “Tadi saya ke rutan, tapi kata petugas di sana kamu sudah pindah ke sini,” ujar La Mane. Tempo juga hadir dalam pertemuan dua saudara itu.

Keduanya memulai pembicaraan dengan menanyakan kondisi kesehatan masing-masing. Setelah itu, Rasilu menanyakan kepada La Mane kabar istri dan lima anaknya yang menetap di Desa Lolibu, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. La Mane memberi kabar gembira buat sang adik. Ia mengatakan keluarga Rasilu baik-baik saja. La Mane bahkan memberi tahu anak sulung Rasilu, Aisah, yang duduk di kelas III sekolah menengah pertama di Sulawesi Tenggara baru saja selesai mengikuti ujian. “Dia lagi nunggu kelulusan,” kata La Mane kepada adiknya.

Kabar itu membuat Rasilu sumringah. Kendati sudah sekitar setengah tahun mendekam di penjara, ia tak menyangka anak-anaknya masih bisa melanjutkan sekolah. Padahal istrinya hanya bekerja serabutan dengan penghasilan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…