Menelusuri Paviliun Indonesia

Edisi: 22/48 / Tanggal : 2019-07-28 / Halaman : 44 / Rubrik : SN / Penulis : Alia Swastika, ,


AKAL Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba”, atau dalam bahasa Inggris disebut Lost Verses, adalah tema pameran Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019. Tim artistik pameran ini terdiri atas Handiwirman Saputra dan Syagini Ratna Wulan (seniman) serta Yakobus Ari dan Asmudjo Jono Irianto (kurator). Seperti tahun sebelumnya, komisioner utama proyek ini adalah Badan Ekonomi Kreatif.

Dua seniman bekerja secara kolaboratif untuk menonjolkan bagaimana sistem seni di Indonesia acap kali bekerja dengan cara yang berbeda dengan sistem yang terjadi di Barat. Mereka mengganggu dan menggugat aturan, batasan, atau cara seni dikonstruksi seolah-olah universal. Lima karya di Paviliun Indonesia adalah Buaian (Ferrish Wheel), Transparent Cabinets, Round Table, Smoking Room, dan Narrative Machine.

Karya Handiwirman adalah sebuah bianglala yang idenya diambil…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.