Cervantes, Don Quixote, Dan Den Kisot

Edisi: 23/48 / Tanggal : 2019-08-04 / Halaman : 48 / Rubrik : IQR / Penulis : Seno Joko Suyono, Isma Savitri,


DUA novel terjemahan itu tebal minta ampun. Jilid pertama 517 halaman. Jilid kedua 565 halaman. Itulah terjemahan novel terkenal karya Miguel de Cervantes Saavedra, El ingenioso hidalgo don Quixote de La Mancha, yang diluncurkan penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia di Salihara, Jakarta, Ahad, 14 Juli lalu. Novel yang ditulis Cervantes pada 1605 dan 1615 tersebut dialihbahasakan ke bahasa Indonesia oleh penerjemah senior Apsanti Djokosujatno, 78 tahun. Kisah Don Quixote adalah kisah pengembara majenun.

Seorang lelaki paruh baya yang kurus, tirus, berdebu, berumur sekitar 50 tahun, di desa Spanyol, suatu hari, karena terlalu banyak membaca kisah-kisah kesatria, menganggap dirinya kesatria tersohor. Dia lalu mengenakan baju zirah rongsokan dan menunggang kuda rombeng yang ia beri nama Rocinante, yang dari tunggangannya itu ia turun dengan susah payah. Ia mengangkat tetangganya yang lugu, Sancho Panza, sebagai pengawal dan menjanjikannya jabatan gubernur. Berdua mereka melakukan pengembaraan konyol. Don Quixote menciptakan khayalan tentang Dulcinea, seorang putri dari Toboso. Ia memacari kekasih imajinernya itu. "Genre dongeng kesatria pengembara sudah berkembang di Spanyol sebelum Cervantes. Tapi ini yang kemudian diolah Cervantes secara lain," kata Apsanti.

Balai Pustaka pada 1933 menerbitkan edisi ringkas Don Quixote terjemahan Abdoel Moeis. Novel setebal 200 halaman itu boleh disebut untuk pembaca remaja. Edisi itu banyak menampilkan bagian lucu, seperti Don Quixote melawan kincir angin yang dianggapnya gergasi. Juga Don Quixote membabat-babat dinding dengan pedangnya. Namun, sejak 1933 itu, baru melalui Penerbit Obor-lah novel Don Quixote diterjemahkan secara penuh ke bahasa Indonesia.

Sesungguhnya Don Quixote novel yang kompleks. Novel ini dianggap sebagai awal sastra modern Eropa, mengilhami kesusastraan Eropa bahkan sampai zaman kontemporer. "Novel Don Quixote menyentuh hal-hal yang tak disadari dari intelektualitas Barat," ucap Apsanti. Sebelum menulis Don Quixote, Cervantes menulis sekitar 20 kisah. Tapi tak ada satu pun yang laku sebelum novel Don Quixote de La Mancha. Di antaranya El trato de Argel (1581) dan La Galatea (1585). "Segala teori sastra kontemporer bisa diterapkan untuk menganalisis novel Don Quixote karena demikian kompleksnya novel ini," ujar Apsanti.

Apsanti memerlukan waktu dua tahun untuk menerjemahkan novel itu. Apsanti selama ini dikenal luas sebagai penerjemah novel berbahasa Prancis. Ia pernah mengalihbahasakan novel sastrawan Prancis seperti Albert Camus, Marguerite Yourcenar, dan Antoine de Saint-Exupéry. "Novel Don Quixote berlapis-lapis. Ada bagian yang bisa dinikmati anak-anak, bagian cinta-cintaan cengeng remaja, sampai yang berat dan filosofis."

Apsanti mulai menerjemahkannya pada 2017. Jilid pertama novel ia selesaikan April 2018. Jilid kedua April 2019. Ia menggunakan novel Don Quixote versi Spanyol dan Inggris. "Proses penerjemahan penuh tantangan. Rasanya bisa membuat buku sendiri soal itu," tuturnya. Menurut Apsanti, novel Cervantes itu penuh warna baik dari segi bahasa maupun cara bertutur. "Novel ini lahir saat Eropa tengah bersiap-siap memasuki era industri," katanya.

Apsanti mengungkapkan, saat itu banyak pekerjaan muncul di Eropa. Dia mengaku sering sulit menemukan padanan kata untuk suatu pekerjaan. "Bayangkan, misalnya, untuk gembala saja mereka memiliki istilah yang berbeda untuk gembala domba, sapi, keledai. Bahkan ada istilah khusus untuk asisten gembala. Juga istilah khusus untuk orang yang membawa domba, sapi, keledai dari satu kota ke kota lain. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah untuk itu," ucapnya.

Demikian juga pekerjaan tukang cukur. Dalam novel ini diceritakan ada seorang tukang cukur yang membantu pastor membakar buku-buku koleksi Don Quixote karena buku-buku itu dianggap meracuni dan membuatnya gila. "Di zaman itu di Spanyol tukang cukur ya merangkap sebagai dokter, tabib. Dalam bahasa Indonesia, tukang cukur hanya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…