Jalan Bui Reformis Saudi
Edisi: 26/48 / Tanggal : 2019-08-25 / Halaman : 164 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, ,
ABDULLAH Alaoudh menyaksikan bagaimana waktu telah mengikis hubungan antara ayahnya, Salman al-Awdah, dan penguasa Kerajaan Arab Saudi. Tujuh tahun lalu, Awdah, ulama karismatik dengan banyak pengikut di negara itu, pernah menerima kunjungan Muhammad bin Salman di kediamannya di Riyadh.
Saat itu Salman baru 27 tahun dan belum menjadi putra mahkota. Adapun ayahnya, Salman bin Abdulaziz al-Saud, masih menjabat Gubernur Riyadh dan baru naik takhta tiga tahun kemudian. "Kami tidak menganggap kunjungan itu masalah besar," kata Alaoudh mengenang pertemuan tersebut, Kamis, 25 Juli lalu.
Pria 35 tahun itu kini pakar hukum di Georgetown University, Washington, DC, Amerika Serikat. Ia mengatakan ayahnya saat itu menerima Salman sebagai politikus pendatang baru dengan ambisi yang belum diketahui. Dalam kelas politik negara itu, Salman hanyalah salah satu anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang jumlahnya ribuan orang. "Dia pangeran biasa," ucapnya.
Menurut Alaoudh, pangeran yang belakangan dikenal dengan inisial MBS itu tampak antusias terhadap gagasan Awdah tentang perubahan Saudi. Dalam pertemuan tersebut dan setidaknya dalam dua pertemuan lainâââ‰â¬Âsalah satunya dalam sidang kerajaan bersama calon raja Salmanâââ‰â¬ÂAwdah, yang saat itu 55 tahun, memuji kebaikan reformasi dan pemerintahan yang inklusif bagi Saudi.
Lima tahun kemudian, Raja Salman mengangkat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…