Kisah Di Balik Lukisan Toha

Edisi: 27/48 / Tanggal : 2019-09-01 / Halaman : 58 / Rubrik : IQR / Penulis : Agus Dermawan T, ,


TATKALA Belanda membombardir wilayah Maguwo pada 19 Desember 1948, Dullah, yang kelak menjadi pelukis Istana Kepresidenan pada 1950-1960, terentak dan sangat gusar melihat realitas itu. Ia lantas ingin membuat dokumentasi kebrutalan tentara Belanda tersebut dari jarak dekat. Lalu muncullah ide: mengerahkan para pelukis cilik dalam perkumpulan seni lukis anak-anak yang diasuhnya terjun ke tengah peperangan untuk menggambarkan segala yang terjadi secara on the spot.

“Agar semua terekam tanpa rekayasa, karena anak-anak itu jujur. Kalau pelukis dewasa yang maju, tentara Belanda curiga. Selain itu, saya ingin menghibur anak-anak saya karena sebelumnya 80 lukisan mereka yang sudah dipak dan akan dipamerkan di India oleh Kementerian Penerangan hilang ketika Yogyakarta diserbu Belanda,” demikian Dullah berkisah suatu waktu kepada saya.

Gagasan itu mulanya disampaikan kepada istrinya, Bibi Fatima. Sang istri menghalangi: “Itu anak orang. Mereka punya ayah, punya ibu, punya saudara. Kalau mereka keserempet mortir atau peluru nyasar, panjenengan mau apa?” kata Bibi, yang belum memiliki anak.

Dullah bimbang. Ia lalu mendekati Toha, anak didik yang dibanggakannya saat itu. Toha, kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 23 Juli 1937, ternyata langsung menyambut: “Siap, Pak. Saya mau!” Dan, anehnya, kesiapan Toha ini didukung sepenuhnya oleh ibunya, Soeratidjah, dan ayahnya, M. Adimidjojo, guru Hollands-Inlandsche School, meski tetap dengan peringatan: “Maju wae, Le, ning sing ngati-ati. Londo kuwi mburisrowo, ngawur tur medeni.” Artinya: “Maju saja, Le (singkatan dari tole, sebutan untuk anak lelaki Jawa), tapi yang hati-hati. Belanda itu seperti Burisrawa (raksasa dalam wayang), ngawur dan menakutkan.”

Keberanian Toha oleh Dullah dikabarkan kepada anak-anak lain.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…