Dari Sisi Kiri Sungai Esil
Edisi: 31/48 / Tanggal : 2019-09-29 / Halaman : 52 / Rubrik : SEL / Penulis : Seno Joko Suyono, ,
ââ∠âSAYA tidak punya kuda. Saya tidak punya pelana. Tapi saya bisa datang ke sini.âââ¬Ã Berdiri di atas mimbar gedung megah Congress Centre, Nur-Sultan, ibu kota Kazakstan, 4 September lalu, sastrawan sepuh asal Korea Selatan, Ko Un, 86 tahun, berbicara tentang keberagaman sastra Asia. Ko Un, kandidat peraih Hadiah Nobel Sastra 2016, baru pertama kali datang ke Kazakstan. Dia memulai kalimat pidatonya dengan metafora yang berkaitan dengan kebudayaan para pengembara stepa Kazakstan di masa lalu. Saat Asia Tengah dikuasai anak-cucu Genghis Khan, Masyarakat etnis Kazakstan diketahui memiliki keterampilan berkuda yang tangguh.
Lebih dari 300 sastrawan dari 28 negara Asia selama tiga hari, 4-6 September 2019, memenuhi undangan Kazakhstan Writerâââ¬ÃÅs Union di Nur-Sultan. Mereka menghadiri The First Forum of Asian Countriesâââ‰â¢ Writers. Acara dibuka dengan sambutan Presiden Kazakstan Qasym-Jomart Tokayev. ââ∠âWilayah-wilayah Asia menjadi saksi mata bagi munculnya peradaban besar dunia. Dulu dari Asia membentang Jalur Sutra. Saya percaya sastra Asia pada masa depan mampu menyumbangkan nilai-nilainya ke dunia,âââ¬Ã kata Tokayev.
Ko Un, penyair yang berkali-kali dijebloskan ke penjara karena memperjuangkan demokrasi dan pada 1952 sempat memilih hidup sebagai rahib Buddha, diberi kehormatan untuk pertama kali menyampaikan pemikirannya. ââ∠âAsia bukan Eropa. Keseragaman tidak mungkin terjadi di Asia. Wilayah Asia beragam. Ada yang memiliki daerah bersalju, sabana, kepulauan. Kita perlu saling mengenal demi membangkitkan sebuah sastra Asia baru,âââ¬Ã tuturnya. Setelah Ko Un, berturut-turut sebelas sastrawan naik ke mimbar. Mereka adalah Mend-Ooyo Gombojav (Mongolia), Moza al-Maliki (Qatar), Anar Rzayev (Azerbaijan), Amar Mitra (India), Olzhas Suleimenov (Kazakstan), Yusef al-Mohammad (Arab Saudi), Muhammad Haji Saleh (Malaysia) Ibrahim Nasralia (Yordania), Anatoli Kim (Kazakstan), Yakup ̢̮â¬âmeroÃâà ¸lu (Turki), dan Tolen Abdik (Kazakstan).
ââ∠âDi Jepang ada haiku, di Persia ada ghazal,âââ¬Ã ujar Mend-Ooyo Gombojav, sastrawan Mongolia kandidat peraih Hadiah Nobel Sastra 2006. Tatkala Mongolia dikuasai komunis dan sastra mengalami sensor, Gombojav dikenal membentuk komunitas sastra bawah tanah bernama GAL (api), yang kemudian sangat mempengaruhi sastra Mongolia. Sajak-sajak Gombojav menggali khazanah kebudayaan gembala nomaden Mongolia dan ketenangan Buddhisme. ââ∠âAsia memiliki banyak tradisi persajakan sendiri,âââ¬Ã ucapnya.
Adapun wakil sastrawan Asia Tenggara, Muhammad Haji Saleh, menyerukan pembentukan institut literatur Asia. ââ∠âSaya tidak mengenal sastra Anda. Kita di Asia lebih mengenal sastra Eropa daripada sesama sastra Asia. Perlu dibentuk suatu institut agar kita bisa mengomparasi sastra Asia. Misalnya membandingkan puisi Azerbaijan dengan puisi Indonesia.âââ¬ÃÂ
Ini menarik. Tiba-tiba Kazakstan mengambil inisiatif mengumpulkan wakil sastrawan seluruh Asia untuk membahas masa depan sastra Asia di percaturan global. Mereka mengundang sastrawan dari negara-negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah, juga dari Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, dan Asia Tengara, seperti Thailand, Malaysia, Brunei, serta Indonesia. Khazanah literasi Kazakstan selama ini tak terdengar di Indonesia. Belum ada satu pun novel atau sajak Kazakstan diterjemahkan di sini. Nama sastrawan Turkiâââ‰â¬Âsetidaknya Orhan Pamukâââ‰â¬Âlebih dikenal.
Berada di forum pertemuan penulis Asia ini, kita sadar Kazakstan sesungguhnya memiliki pertautan tradisi yang dekat dengan Turki dan Mongol. ââ∠âBahasa Kazakstan memiliki kemiripan dengan bahasa Turki,âââ¬Ã kata Yakup ̢̮â¬âmeroÃâà ¸lu. Di atas mimbar, ia memilih berbicara dalam bahasa Kazak. Kazakstan memiliki akar tradisi sabana yang sangat bertautan dengan suku-suku Turki sebelum suku-suku Mongol datang. ââ∠âPenerjemahan sastra dari Turki ke Kazakstan ke Mongol sesungguhnya mudah,âââ¬Ã tutur ̢̮â¬âmeroÃâà ¸lu.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…