Agar Darah Tak Menuntut Darah

Edisi: 33/48 / Tanggal : 2019-10-13 / Halaman : 44 / Rubrik : NAS / Penulis : Wayan Agus Purnomo, ,


THEODORUS Pawika berdiri di depan pintu rumah dengan tangan kosong. Di seberang pagar, ratusan orang menggenggam batu, parang, panah, dan tombak. Mereka memaksa Theodorus mengeluarkan warga pendatang yang dia sembunyikan di dalam rumah. Massa menghardik sambil mengacung-acungkan senjata. Theodorus, yang ditemani seorang cucu perempuannya, bergeming.

Di Pasar Wouma di Wamena, yang jaraknya tak lebih dari 50 meter dari tempat tinggal Theodorus, massa makin beringas. Setelah melempari rumah toko dengan batu, mereka menyiramkan bensin dan menyulutnya. Sebagian menyisir rumah di sekitar pasar yang dicurigai dihuni pendatang.

Di depan kediaman Theodorus, massa mulai tak sabar melihat si empunya rumah tak bereaksi terhadap tuntutan mereka. Ketika mereka hendak menerabas pagar, Theodorus mengangkat topi. “Silakan bunuh saya. Lebih baik mati di tanah milik sendiri,” katanya pada Selasa, 1 Oktober lalu, menceritakan lagi ucapannya saat kejadian.

Aneh, mendengar ucapan itu, massa serempak menjauh dari rumah Theodorus. Mereka kembali bergabung dengan kerumunan orang yang sedang membakar pasar.

Hari itu, setidaknya 101 ruko terbakar di Pasar Wouma. Agu Hubby, warga Papua pemilik ruko, menaksir rugi hingga Rp 8 miliar. Pasar Wouma menjadi satu dari tiga titik terparah,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?