Sam Rainsy, Pemimpin Oposisi Kamboja: Tidak Ada Demokrasi tanpa Oposisi

Edisi: 39/48 / Tanggal : 2019-11-24 / Halaman : 92 / Rubrik : INT / Penulis : Abdul Manan, ,


PEMIMPIN oposisi Kamboja, Sam Rainsy, mengumumkan niatnya pulang ke negaranya pada 9 November. Pada hari kemerdekaan Kamboja itu, ia akan memimpin perlawanan damai terhadap pemerintah Perdana Menteri Hun Sen dari Partai Rakyat Kamboja di Ibu Kota Phnom Penh. Pendiri dan mantan Presiden Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) itu berniat berangkat dari Paris, Prancis, tempat tinggalnya kini, ke Bangkok, Thailand, lalu bersama pendukungnya menuju perbatasan untuk masuk ke Kamboja.

Namun pemerintah Hun Sen melakukan banyak cara untuk mencegah Rainsy pulang. Selain meminta maskapai penerbangan tak mengangkut Rainsy ke Thailand, Hun Sen mengirim pasukan ke perbatasan dan menyiagakan militer di bandar udara. Rainsy akhirnya tak bisa naik pesawat menuju Bangkok dan mengalihkan perjalanannya ke Malaysia, lalu ke Indonesia.

Tapi Rainsy pantang menyerah. “Itu bisa kapan saja. Mungkin besok, lusa, minggu depan. Situasi berubah dengan cepat di Kamboja,” kata pria kelahiran Phnom Penh, 10 Maret 1949, ini kepada wartawan Tempo, Abdul Manan, di Jakarta, 14 November lalu.

Apa yang terjadi di Bandara Charles de Gaulle, Paris, saat Anda hendak terbang ke Bangkok, 7 November lalu?

Saya dicegah. Mereka menerima instruksi dari tingkat tinggi pemerintahan yang membuat maskapai Thai Airways tidak mengizinkan saya naik pesawat.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…