Propaganda di Panggung Konser

Edisi: 42/48 / Tanggal : 2019-12-15 / Halaman : 40 / Rubrik : MS / Penulis : Anton Septian., ,


POHON Joshua itu tegak dengan pucuk menembus layar yang menjadi latar panggung. Di sisi kanannya, sajak sejumlah penyair, antara lain “We Are Truly a Nation” yang ditulis William Matthews, disemprotkan ke layar. Lampu tiba-tiba gelap. Layar juga gelap. Siluet pohon Joshua tak tampak lagi, tapi sajak Matthews terus bergulir--larik demi larik.

Penonton di Stadion Nasional Singapura pada Ahad malam, 1 Desember lalu, bergemuruh. Begitu Larry Mullen Jr. menggebuk drum di panggung kecil di depan panggung utama, lampu mulai menyorot kwartet U2. The Edge, Adam Clayton, dan Bono satu per satu muncul dari balik gelap. Sang vokalis langsung mengentak dengan Sunday Bloody Sunday. “Terima kasih atas kesabaran kalian yang telah menunggu 42 tahun untuk konser ini,” kata Bono setelah menyanyikan lagu pertama tersebut.

Suatu waktu Bono pernah mengatakan tak akan pernah manggung di negara yang menerapkan hukuman mati. Setiap kali band asal Irlandia itu tur keliling dunia, setiap kali pula mereka tak mampir di Singapura. Tahun ini U2 bahkan menggelar konser dua malam berturut-turut di Stadion Nasional pada Sabtu dan Ahad, akhir November dan awal Desember lalu.

Penampilan di Singapura merupakan bagian dari “The Joshua Tree Tour 2019”. Konser ini rangkaian dari tur serupa dua tahun lalu untuk merayakan 30 tahun album The…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…