Meja Hijau Terakhir untuk Ampatuan

Edisi: 43/48 / Tanggal : 2019-12-22 / Halaman : 120 / Rubrik : INT / Penulis : Iwan Kurniawan, ,


GERBANG masuk Camp Bagong Diwa, markas besar kepolisian Filipina di Kota Taguig, tampak ramai pada Kamis, 12 Desember lalu. Sebagaimana disiarkan UNTV, sepeda motor dan mobil sipil terlihat keluar-masuk melewati pengecekan singkat oleh petugas jaga. Belum tampak penjagaan ketat sebagai persiapan menghadapi sidang pembacaan putusan kasus pembantaian Maguindanao yang akan berlangsung di Pengadilan Negeri Kota Quezon di dalam markas itu pada 19 Desember mendatang.

Sidang tersebut akan memutuskan kasus pembunuhan terhadap 58 orang, termasuk 32 jurnalis, yang terjadi pada 23 November 2009 di Ampatuan, Maguindanao, Daerah Otonomi Muslim Mindanao di Filipina selatan. Committee to Protect Journalists menyebut pembunuhan itu sebagai peristiwa tunggal paling mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah.

Serangan itu diduga dilakukan oleh klan Ampatuan dan milisinya. Di antara tersangka utamanya adalah Andal “Unsay” Ampatuan Jr. serta saudaranya, Zaldy dan Sajid Ampatuan. Zaldy, bekas Gubernur Daerah Otonomi Muslim Mindanao, kini masih dirawat di Rumah Sakit Makati karena komplikasi berbagai penyakit.

“Seluruh fasilitas akan berada dalam status berjaga penuh dimulai pada 18 Desember,” kata juru bicara Biro Manajemen Penjara dan Penologi (BJMP), Inspektur Kepala Xavier Solda, Rabu, 11 Desember lalu. Menurut Solda, personel tambahan akan diterjunkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…