Mengenang Bens, Mengenang Aktuil

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-12-04 / Halaman : / Rubrik : BK / Penulis :


SEPTEMBER 1973, The Rollies manggung di Gedung Olahraga Tenun Malang, Jawa Timur. GOR Tenun Malang saat itu merupakan tempat yang diperhitungkan bagi musikus rock. Salah satu lagu yang disajikan Rollies adalah lagu Sunda “Manuk Dadali” yang diaransemen bergaya brass rock (rock dengan formasi terompet). Di Jakarta, koresponden Aktuil, Bens Leo, setahun kemudian masih penasaran soal eksperimen itu.
Mengapa Rollies tak melanjutkan eksperimen-eksprimen demikian? Bens Leo berinisiatif mewawancarai Benny Rollies. Wawancaranya itu dimuat dalam majalah Aktuil nomor 152 tahun 1974 berjudul “Ngecap tanpa Sensor dengan Benny Rollies”. 
“Kenapa cuma 'Manuk Dadali' dari Sunda yang kalian tonjolkan, sedang untuk gamelan ini Jawa punya ciri lain, Surabaya lain, dan Bali pun juga lebih energik?”
Benny menjawab panjang pertanyaan Bens tersebut. Mereka selanjutnya berdialog. Benny membantah anggapan bahwa formasi baru Rollies yang cenderung jazz rock membuat band ini turun kualitasnya. Rollies, kata Benny, tetap berkiblat kepada grup brass rock Amerika Serikat, Blood Sweat Tears dan Chicago.
Kepada Bens, Benny juga bercerita, Rollies ingin membeli pabrik piringan hitam agar bisa leluasa eksperimen tanpa didikte cukong. Dalam wawancara itu, Bens terasa “membela” Rollies . Dia ingin mengetengahkan kepada pembaca bahwa Rollies tetap salah satu band terdepan Indonesia dan bukan sekadar “Nite Club Combo”.
Majalah Aktuil terbit pada 1967. Benny Hadi Utomo alias Bens Leo masuk sebagai koresponden Jakarta pada 1971. Dan dia terlihat sangat aktif sampai Aktuil bubar pada 1978. “Ide buku Bens muncul tahun 2020 setelah Museum Musik Indonesia (MMI) membuat buku katalog majalah Aktuil yang di-support UNESCO. Kami sampaikan ide ini kepada Bens, tidak langsung diterima. Setelah beberapa bulan baru dia setuju,” ucap Hengki Herwanto, mantan koresponden Aktuil di Malang yang kini Direktur MMI.
Dari 254 edisi majalah Aktuil 1967-1978, MMI mengoleksi 200 majalah. “Tim MMI lalu menginventarisasi tulisan Bens. Ada sekitar 1.400 tulisan dan foto Bens,” ujar Hengki. Setelah berbulan-bulan berkoordinasi via WhatsApp dan telepon, menyeleksi tulisan, serta kunjungan Bens ke Malang, akhirnya lahirlah buku itu.
Bens adalah saksi mata lahirnya generasi musikus Indonesia dengan talenta dan selera bermutu pada 1970-an. Dalam tulisannya di Aktuil nomor 181 tahun 1975 berjudul “Eksperimen…

Keywords: Bens LeoMusikPenulis BukuBukuIndustri Musik
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16

Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…

U
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16

Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…

K
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16

Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…