Rumah Tuhan Tanpa Perlindungan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-12-25 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :


NASIR Ahmad hanya bisa menatap api yang melalap bangunan di samping Masjid Miftahul Huda milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Sintang, Kalimantan Barat, Jumat, 3 September lalu. Kepada polisi yang berjaga, ia meminta pawaka akibat intoleransi itu dipadamkan agar tak merembet ke rumah ibadah yang berjarak setengah meter dari bangunan yang dilalap api.
“Saya lemas melihat api sudah besar,” kata Nasir menceritakan ulang peristiwa itu kepada Tempo, Rabu, 22 Desember lalu. Dari jarak 25 meter, mubalig Ahmadiyah untuk wilayah Sintang dan Sanggau ini hanya bisa mengamati ketika sejumlah orang justru melemparkan kayu ke dalam api. Ada pula yang menjarah mesin pompa air dari masjid.
Hari itu, lebih dari 100 orang yang mengatasnamakan diri Aliansi Umat Islam Bersatu menyerbu Masjid Miftahul Huda. Nasir mengatakan kedatangan kelompok ini sebenarnya sudah diketahui sehari sebelumnya.
Pagi hari sebelum pembakaran, aparatur desa serta perwakilan kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia bertandang ke rumah Nasir. Mereka meminta jemaah Ahmadiyah tak melawan massa. Nasir menyanggupi permintaan tersebut. Tapi ia menyatakan jemaah akan mempertahankan agar masjid tak dirusak.
“Mohon maaf, Bapak-bapak, semut pun jika diinjak akan menggigit sebelum mati. Akan kami pertahankan masjid itu,” ucap Nasir menceritakan isi pertemuan tersebut.
Menjelang pukul 11 waktu setempat, tetamunya kembali datang dan meminta Nasir tak keluar dari rumah.…

Keywords: Pengrusakan Rumah IbadahRumah IbadahToleransi BeragamaintoleransiToleransi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?