Bertular Wabah Dari Bangku Sekolah
Edisi: 5 Febr / Tanggal : 2022-02-05 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
RATUSAN siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berbaris di aula sekolah pada Jumat, 4 Februari lalu. Hari itu mereka antre mengikuti tes usap setelah belasan murid terjangkit Covid-19 selama pembelajaran tatap muka di tengah merebaknya varian Omicron. Belasan tenaga kesehatan berbaju hazmat bersiap menyeka hidung dan tenggorokan para murid dan guru.
Kepala SMA Negeri 2 Bantul, Ngadiya, mengungkapkan lembaganya menggelar tes reaksi berantai polimerase (PCR) karena 17 siswa dinyatakan positif Covid-19. Sebanyak 895 murid dan guru mengikuti tes yang diadakan selama dua hari pada 4-5 Februari lalu. “Siswa dan guru diimbau tidak bepergian sebelum hasil tes keluar,” kata Ngadiya di Bantul.
Seorang siswa yang positif terkena virus corona, Rafi Satriyo Aji, merasakan gejala pusing, sakit tenggorokan, batuk, dan pilek mulai 28 Januari lalu. Ayah Rafi, Suryawan Raharjo, lalu mengisolasi anaknya di kamar praktik yang digunakan istrinya, dokter di Bantul.
Siswa dan guru SMA Negeri 2 Bantul menjalani swab PCR massal setelah 17 siswa terkonfirmasi positif Covid-19 di aula sekolah, Yogyakarta, 4 Februari 202. TEMPO/Shinta Maharani
Hasil tes antigen pada 30 Januari lalu menunjukkan Rafi positif terjangkit Covid-19. Adapun Suryawan, istri, dan adik Rafi dinyatakan negatif. Rafi langsung menghubungi wali kelas untuk memberi kabar bahwa dia terinfeksi virus corona. “Kami curiga Rafi terkena varian Omicron,” ujar Suryawan, yang menilai putranya bergejala ringan.
Kepala SMA Negeri 2 langsung memerintahkan 34 siswa dan guru yang sekelas dengan Rafi menjalani tes PCR pada 31 Januari lalu. Dua hari kemudian, 16 siswa lain dinyatakan positif. Suryawan juga menerima informasi melalui grup WhatsApp komite sekolah bahwa ada dua orang tua murid positif Covid-19 setelah hasil tes anak mereka keluar.
Rafi dan belasan temannya kini menjalani karantina di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. “Anak-anak kami bergejala ringan,” kata Ngadiya, Kepala SMA Negeri 2 Bantul. Ngadiya telah menyetop pembelajaran tatap muka di sekolahnya sampai 11 Februari 2022.
Di Yogyakarta, kluster sekolah tak hanya terjadi di SMA Negeri 2 Bantul. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta Didik Wardaya menyebutkan ada 43 murid dan guru di Sekolah Al Azhar, Kabupaten Sleman, yang positif Covid-19. Mereka diisolasi di Asrama Haji Yogyakarta sejak 31 Januari lalu.
Kasus di Al Azhar bermula dari seorang siswa sekolah menengah pertama yang meriang sejak pekan terakhir Januari lalu. Hasil tes PCR murid itu positif. “Penularan masif karena siswa tersebut tinggal di asrama,” ujar Didik.
Dinas Kesehatan Kota Semarang juga mendeteksi penularan virus corona di sekolah. Kepala Dinas Kesehatan Abdul Hakam menyatakan ada kasus positif yang ditemukan di sekolah selama pembelajaran tatap muka pada Januari 2022. Tapi Hakam menolak menyebutkan nama sekolah dan daerah penyebarannya.
Hakam menjelaskan, timnya…
Keywords: Covid-19, Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Tatap Muka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Omicron, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?