Terbelit Ancaman Pailit
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-05 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
TRILIUNAN rupiah dana investor publik lewat reksa dana kini terkunci di PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Anak badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk itu tengah menghadapi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sementara. Status perusahaan menjadi standstill, tidak boleh membayar bunga atau pokok utang apa pun, kepada siapa pun.
Dampak PKPU WSBP itu sebetulnya sudah terasa bagi investor ketika perseroan gagal membayar bunga obligasi pada akhir tahun lalu. Kini investor reksa dana dengan underlying asset obligasi WSBP itu juga harus bersiap ketiban masalah.
Para investor tampaknya mesti menahan lebih lama investasi mereka. Kepada Tempo, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo optimistis WSBP tak akan pailit. “Tapi mesti diperpanjang tenor utangnya dengan sangat panjang,” kata Kartika, Rabu, 2 Maret lalu. Atau investor kudu menanti strategi lain WSBP, seperti gali lubang yang baru untuk menutup utang yang lama.
Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap I Tahun 2019 (WSBP01CN1) jatuh tempo pada 5 Juli 2022. Surat utang sebesar Rp 500 miliar tersebut dirilis pada 8 Juli 2019 dengan janji bunga 9,95 persen tahun dan pembayaran kupon per tiga bulan.
Adapun Obligasi Berkelanjutan I Waskita Beton Precast Tahap II Tahun 2019 (WSBP01CN2) bakal jatuh tempo pada 30 Oktober 2022. Surat utang sebesar Rp 1,5 triliun itu dirilis pada 31 Oktober 2019 dengan janji imbal hasil 9,75 persen per tahun. Pembayaran kuponnya per tiga bulan.
Aktivitas pekerja di pabrik beton pracetak milik PT Waskita Beton Precast Tbk, di Karawang, Jawa Barat, Agustus 2016. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Rupanya, dua surat utang korporat ini menjadi underlying asset sejumlah reksa dana. PT Sucorinvest Asset Management, perusahaan manajer investasi, tercatat sebagai pemegang terbesar obligasi tersebut, mencapai Rp 483,7 miliar. Produk reksa dana Sucorinvest itu di antaranya berupa Reksa Dana Terproteksi Sucorinvest Proteksi 30 senilai Rp 146,9 miliar dan Reksa Dana Sucorinvest Money Market Fund sebesar Rp 210,7 miliar. Dihubungi sejak Jumat pekan lalu, 4 Maret 2022, Investment Specialist Sucorinvest, Toufan Yamin, belum menjawab soal reksa dana mereka di WSBP ini.
Di bawah Sucorinvest, ada PT BNI Asset Management yang memegang Rp 419 miliar obligasi WSBP. Produk-produk reksa dana BNI Asset Management yang mengempit obligasi WSBP itu antara lain Reksa Dana Terproteksi BNI AM Proteksi Cendana sebesar Rp 152 miliar dan Reksa Dana Terproteksi BNI AM Proteksi Ebony sebesar Rp 191,9 miliar. “Sudah ada pembicaraan antara semua manajer investasi terkait dan WSBP,” ujar Hindria Listyadi, Kepala Komunikasi Korporat dan Pemasaran BNI Asset Management, saat dihubungi pada Jumat, 4 Maret lalu.
Bahana TCW Investment Management duduk di peringkat ketiga. Dua produk mereka, Reksa Dana Terproteksi Bahana Progressive Protected Fund 196 dan Reksa Dana Terproteksi Bahana Progressive Protected Fund 199, memegang obligasi WSBP masing-masing senilai Rp 98,6 miliar dan Rp 89,9 miliar.
Adapun Trimegah Asset Management ada di bawah Bahana, dengan koleksi obligasi WSBP sebesar Rp 178 miliar. Angka itu berasal dari dua produk reksa dana Trimegah, yaitu Reksa Dana Terproteksi Trimegah Terproteksi Futura XVI sebesar Rp 107 miliar dan Reksa Dana Terproteksi Trimegah Terproteksi Prima XXIII sebesar Rp 71 miliar.
Pejabat…
Keywords: PT Waskita Karya, PT Garuda Indonesia, BUMN, PKPU, Waskita Beton Precast, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…