Migrasi Besar Selepas Kemerdekaan  

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-12 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


Tiga ratus ribu lebih orang Belanda, Indo, keturunan Tionghoa, Maluku, Papua, dan lainnya, yang tadinya menetap bahkan lahir di Indonesia, memilih bermigrasi ke Belanda selama 1945 sampai sekitar awal 1960-an. Kisah mereka direkam dan dipamerkan di Museum Sophiahof, Den Haag, Belanda, pada Februari-Juni 2022 dengan judul “Ons Land: Dekolonisatie, Generaties, Verhalen” (Tanah Air Kita: Dekolonisasi, Generasi, Kisah).
Koleksi-koleksi pribadi para migran berbagai etnis dan ras itu ditampilkan dan dibubuhi cerita yang diteruskan dari generasi ke generasi. Sebagian diceritakan oleh generasi ketiga bahkan keempat dari para migran.

Het is zo lang geleden (Itu sudah lama berlalu)
Waarom wil je dat nou weten (Kenapa kalian mau tahu?)
Het is toch goed zo (Bukankah semuanya baik-baik saja?)
Goed zoals het is (Semua baik-baik saja seperti apa adanya)

PENGGALAN lirik lagu “Kom Thuis” (Pulang ke Rumah) itu dinyanyikan Francesca Pichel pada acara pembukaan pameran “Ons Land: Dekolonisatie, Generaties, Verhalen” (Tanah Air Kita: Dekolonisasi, Generasi, Kisah). Francesca menyanyikannya dari atas panggung dengan memainkan sebuah gitar akustik. Suaranya getir, nadanya lirih, dan membuai sekitar seratus orang yang hadir di Museum Sophiahof, Den Haag, Belanda, Jumat, 5 Maret lalu.
Lagu itu khusus diciptakan Francesca untuk penampilannya dalam acara tersebut. Awalnya Francesca, aktris, penyanyi, dan penulis lagu, hanya diminta mengisi suara untuk perangkat audio pelengkap pameran. “Tapi kemudian saya menawari ke museum untuk membikin lagu tentang pameran Ons Land,” kata Francesca kepada Tempo seusai pertunjukan.

Pembukaan pameran Ons Land: Dekolonisatie, Generaties, Verhalen di Museum Sophiahof, Den Haag, Belanda, awal Maret 2022. Tito Sianipar
Secara garis besar, Ons Land adalah pameran yang masih terkait dengan masa Revolusi kemerdekaan Indonesia, terutama tentang migrasi sebagian penduduk Hindia Belanda ketika itu. Dokumentasi Belanda mencatat migrasi tersebut adalah yang terbesar dalam sejarah, yakni migrasi lebih dari 300 ribu jiwa dan dibagi dalam berbagai gelombang.
Pada 1946-1950, sebanyak 12.550 orang yang kebanyakan adalah golongan kulit putih bermigrasi. Lalu, pada 1950-1952 sebanyak 86.900 jiwa bermigrasi, pada 1952-1957 sebanyak 97.800 orang, pada 1957-1959 sebanyak 58.300 orang, dan diikuti pada 1959-1964 sebanyak 46.400 orang. Adapun gelombang yang terakhir terjadi pada 1964-1968, dengan 15.300 orang di antaranya terdiri atas orang Maluku, Papua, dan Tionghoa.
Ons Land menyuguhkan cerita dari delapan keluarga, yang tak hanya berbeda etnis, tapi juga ras, yakni Maluku, Tionghoa, Belanda, peranakan, Papua, dan Inggris. Delapan keluarga itu antara lain Van Liefland, keluarga Jouwe, keluarga The, keluarga Keasberry, keluarga Manuhutu, keluarga Bernardus, keluarga Umarella, dan keluarga Birney. Kisah delapan keluarga itu adalah sajian utama pameran.
Pameran hasil kerja sama…

Keywords: BelandaRevolusi IndonesiaKolonialismeIndoIndo-Belanda
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…