Soedjatmoko, Visioner Yang Dikenal Dunia
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-26 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
RATUSAN tulisan itu terarsip rapi di dalam lemari kabinet ruang kerja rumahnya di Jalan Tanjung, Menteng, Jakarta Pusat. Lemari yang tak ubahnya kotak harta karun berisi pemikiran-pemikiran Soedjatmoko, intelektual yang sempat aktif di Partai Sosialis Indonesia dan menjadi Rektor United Nations University di Tokyo. Di lemari itu setidaknya ada 300 buah pikiran Soedjatmoko yang ia tulis sejak 1948 hingga menjelang akhir hayatnya pada 1989, atau saat dia berumur 67 tahun. Ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia, ada pula yang berbahasa Belanda dan Inggris. Selain menguasai tiga bahasa itu, semasa sekolah Soedjatmoko mempelajari bahasa Latin dan Yunani Kuno.
Dengan ragam bahasa itulah Soedjatmoko menumpahkan pandangannya ke berbagai koridor isu. Ia menulis tentang filsafat, sejarah, sastra, agama, ekonomi, politik, juga pendidikan, dalam bentuk makalah ataupun naskah pidato. Sebagian besar tulisannya sudah dipublikasikan di sejumlah jurnal serta media massa baik di Indonesia maupun di luar negeri. Puluhan tahun berselang, gagasannya tak lekang oleh zaman. Walau ia tak menyandang gelar akademik, reputasinya sebagai intelektual dan diplomat membuatnya dipercaya memimpin Rektor United Nations University.
Antropolog Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Reza Indria, menyebut Soedjatmoko sebagai budayawan yang tulisannya tak semata menawarkan definisi, tapi peran kebudayaan yang vital dan komprehensif bagi perubahan dan pembangunan manusia. Hal itu terbaca dari salah satu tulisannya pada 1954, “Pembangunan Ekonomi sebagai Masalah Kebudayaan”. Esai itu dulu menarik perhatian dan memicu perdebatan di kalangan akademikus. “Sehingga akhirnya Cornell University Indonesia Modern Project menerjemahkannya dalam bahasa Inggris pada 1958,” ujar Reza, yang juga anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, dalam diskusi “Soedjatmoko, Ilmuwan Pemikir Kebebasan dan Pembangunan: Kontekstualisasi dan Relevansi bagi Imajinasi Indonesia” pada Jumat, 25 Februari lalu.
Soedjatmoko (kanan) berbincang dengan Harmoko saat peresmian lembaga pers di Wisma Antara, Jakarta, 1988. Dok. TEMPO/Anizar M Jasmine
Mengenang seratus tahun usia Soedjatmoko, yang lahir pada 1922 di Sawahlunto, Sumatera Barat, arsip digital ratusan tulisannya diluncurkan dalam bentuk situs yang bisa diakses publik. Situs Membacasoedjatmoko.com itu diinisiasi ketiga putri pria yang akrab disapa Bung Koko tersebut, yakni Kamala Chandrakirana, Isna Marifa, dan Galuh Wandita. Kamala adalah aktivis perempuan, Isna pegiat lingkungan hidup, dan Galuh sudah lama aktif sebagai pekerja hak asasi manusia. “Kami menamai situsnya 'Membaca Soedjatmoko' karena ingin ini menjadi media untuk memperkenalkan para pemikir muda kepada gagasan yang pernah dipikirkan dan dituliskan Ayah, selain ingin berbuat sesuatu untuk memperingati seratus tahun kelahirannya,” kata Kamala dalam wawancara via Zoom dengan Tempo, Jumat, 11 Maret lalu.
Kamala, yang akrab disapa Nana, mengatakan tak terlampau sulit bagi ia dan dua adiknya untuk mengumpulkan tulisan-tulisan Soedjatmoko. Walau Soedjatmoko tak membuat sistem dokumentasi, kondisi fisik makalah dan pidato itu masih terawat dengan baik. Sebab, sebelumnya kolega ayahnya yang mengelola Yayasan Soedjatmoko—salah satu anggotanya Rosihan Anwar—pernah berkomitmen menata berkas-berkas di rumah Soedjatmoko. Nana menyebutkan ayahnya telaten menyimpan barang apa pun, termasuk dokumen. “Ini yang dulu sempat membuat ibu kami protes, karena ayah kami juga menyimpan mata uang dari negara-negara yang pernah ia kunjungi, sisa makalah, hingga cendera mata dari pesawat terbang,” tuturnya. “Kami butuh lebih dari sepuluh tahun untuk menyeleksi, karena jumlah dokumennya sangat…
Keywords: Perserikatan Bangsa-Bangsa | PBB, pendidikan, Orde Baru , Soedjatmoko, Duta Besar, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…