Dua Monolog: Gombloh Dan Cephas

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-05-07 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :



SAYUP-SAYUP lagu Gombloh, “Loni, Pelacur dan Pelacurku”, terdengar saat aktor Bandung, Wanggi Hoediyatno, yang memerankan Gombloh, sampai pada adegan Gombloh di depan tumpukan beha dan celana dalam mengenang para pelacur sahabatnya.
Daun-daun jati terlepas-lepasTerbang melayang satu di badannya…
Lagu Gombloh bersama Lemon Tree’s Anno 69 yang berbau balada itu mampu membawa adegan ke suasana kepahitan. Gombloh dikenal sebagai musikus yang sangat dekat dengan kompleks pelacuran Dolly, Surabaya. Banyak lagu Gombloh yang muncul dari pengamatannya atas kehidupan pelacur. Lagu “Loni” itu dibuat Gombloh berdasarkan kisah nyata seorang pelacur di Dolly bernama Loni. Lirik daun-daun jati menceritakan bagaimana Loni kembali ke desanya, disambut embusan daun-daun jati, menemui suaminya yang sakit tuberkulosis.
Satu per satu “Gombloh” mengangkat beha dan celana dalam. Dia hafal mana yang milik Loni, Vita, Tiwuk, sampai Kisut. Dia tahu ukuran payudara mereka. Wanggi cukup berhasil saat menyusun-nyusun gunungan beha. Ada sensasi getir di situ. Adegan Gombloh mengenang pelacur mendapat porsi besar dalam naskah Panggil Aku Gombloh yang disajikan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu, 27 April lalu. Gombloh kemudian seolah-olah bernostalgia, menertawai diri sendiri. Ia ingat mana pelacur yang ditaksirnya, mana yang membuatnya cemburu. Lagu “Mulyati, Mulyati”, yang bercerita tentang seorang pelacur gemuk, kemudian menguar di panggung.
Naskah monolog ini dibuat oleh Guruh Dimas Nugraha, yang pernah menerbitkan buku Gombloh: Revolusi Cinta dari Surabaya, dan kemudian ditafsirkan oleh Agus Noor serta sutradara Joind Bayuwinanda. Monolog ini diawali adegan Gombloh tertidur, lalu terperenyak kaget, bangun tatkala mendengar radio menyuarakan lagu populernya: “Kugadaikan Cintaku”. Ia hendak membanting radio. Menarik bahwa sejak awal kita sudah dihadapkan pada suatu dilema psikologis Gombloh. Joind Bayuwinanda secara efektif langsung mampu memasukkan penonton ke kegelisahan Gombloh. Gombloh ternyata merasa malu kepada diri sendiri karena lagu “Kugadaikan Cintaku” demikian cengeng—dan tak reflektif sebagaimana lagu-lagu khasnya bersama Lemon Tree’s Anno 69 seperti “Sekar Mayang” dan “Kebyar-kebyar”.

Pemusik, Gombloh, bersama istrinya, Wiwik, Surabaya, Jawa Timur, 1982. Dok. TEMPO/Dharma Dewangga
Gombloh alias Wanggi selanjutnya menjelaskan bagaimana awal mula lagu itu tercipta. Bos Nirwana Record menginginkan Gombloh membuat lagu seperti lagu penyanyi reggae Jimmy Cliff, “Wonderful World, Beautiful…

Keywords: Gedung Kesenian JakartaPentas SeniHappy SalmaGomblohKassian Cephas
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.