Borong Kapal Raja Lintasan
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-09-03 / Halaman : / Rubrik : EB / Penulis :
PESAN pendek yang diterima Aminuddin Rifai pada pekan lalu mengakhiri rasa penasarannya terhadap rumor jual-beli saham PT Jembatan Nusantara—salah satu operator kapal penyeberangan swasta nasional—oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Aminuddin, yang menjabat Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), selama ini belum mendapat pemberitahuan resmi mengenai penjualan saham Jembatan Nusantara kepada ASDP, perusahaan kapal penyeberangan milik negara.
Kepada Tempo, Aminuddin mengatakan kabar itu ia terima langsung dari Adjie, pemilik Jembatan Nusantara. “Dia yang mengirim pesan WhatsApp kepada saya soal akuisisi perusahaannya,” katanya saat ditemui pada Selasa, 30 Agustus lalu.
Gapasdap, organisasi yang membawahkan sekitar 70 perusahaan kapal penyeberangan, berkepentingan mendapatkan laporan akuisisi saham Jembatan Nusantara oleh ASDP Indonesia Ferry. Sebab, Aminuddin menjelaskan, aksi korporasi itu bakal mengubah peta bisnis penyeberangan nasional. Setelah membeli saham Jembatan Nusantara, ASDP bakal makin dominan di industri jasa penyeberangan laut.
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) saat peresmian layanan pembelian tiket ferry berbasis online Ferizy di Terminal Eksekutif Merak, Banten, Juli 2020. Indonesiaferry.co.id
Menurut Aminuddin, melalui pesan WhatsApp Adjie menjawab hanya dengan mengirim tautan video yang menayangkan pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, yang menyambut baik akuisisi Jembatan Nusantara oleh ASDP Indonesia Ferry. Namun, saat Tempo meminta konfirmasi, Adjie tak memberikan jawaban.
Pembelian saham Jembatan Nusantara oleh ASDP ditandai dengan penandatanganan kesepakatan jual-beli atau sale and purchase agreement pada 22 Februari lalu. Dalam perjanjian tersebut, ASDP membeli saham yang dikuasai PT Mahkota Pratama serta PT Indonesia VIP. Adjie adalah pemilik dua perusahaan tersebut.
Dengan membeli saham, sekaligus memborong kapal-kapal Jembatan Nusantara, ASDP Indonesia Ferry bakal mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar di lintasan penyeberangan laut. Pembelian Jembatan Nusantara merupakan bagian dari persiapan ASDP sebelum menjual sahamnya kepada publik melalui skema penawaran perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun lalu, ASDP bergembar-gembor akan menjadi emiten baru di Bursa Efek. Dengan melepas 25 persen sahamnya kepada publik, ASDP membidik dana segar Rp 3 triliun.
Awalnya IPO direncanakan berlangsung pada kuartal III tahun ini. Namun rencana itu harus tertunda. Menurut Direktur Perencanaan dan Pengembangan ASDP Harry Muhammad Adhi Caksono, IPO mungkin baru akan berlangsung tahun depan. “Kami masih melihat kondisinya dan bergantung pada keputusan pemegang saham. Ada banyak BUMN yang antre mengajukan permohonan IPO. Tapi persiapannya tetap berjalan,” tuturnya kepada Tempo, Kamis, 1 September lalu.
Di tengah rencana IPO, aroma tak sedap muncul. Komisi Pemberantasan Korupsi dikabarkan sedang menelisik akuisisi Jembatan Nusantara oleh ASDP. Sebab, KPK mendapat laporan tentang keganjilan pembelian saham Jembatan Nusantara, termasuk soal aset berupa 53 kapal feri dengan nilai transaksi lebih dari Rp 1 triliun.
Sejumlah narasumber yang ditemui Tempo mengaku ditanya-tanyai oleh penyidik KPK sejak dua bulan lalu. Petugas KPK menanyakan awal mula negosiasi pembelian saham Jembatan Nusantara oleh ASDP. Transaksi ini, menurut beberapa sumber, menjadi salah satu soal yang menghambat rencana IPO. Namun Sekretaris Perusahaan ASDP Shelvy Arifin tidak memberi tanggapan mengenai hal ini.
Ihwal penyelidikan akuisisi Jembatan Nusantara, juru bicara KPK, Ali Fikri, mengatakan lembaganya baru mengumumkan satu kasus pada tingkat penyidikan, penuntutan, serta persidangan. “Tidak semua dapat disampaikan ke masyarakat karena ada pembatasan informasi yang dikecualikan, sebagai bagian strategi dalam penanganan sebuah perkara,” ujarnya pada Jumat, 2 September lalu.
•••
RENCANA penjualan saham Jembatan Nusantara berjalan sejak 2014. Saat itu bos Jembatan Nusantara, Adjie, sudah menjajakan perusahaannya ke sejumlah perusahaan, termasuk ASDP.
Sejumlah penumpang di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Banten, Jawa Barat, 7 Juli…
Keywords: Akuisisi, ASDP, Jembatan Nusantara, Kapal Penyeberangan, Kapal Ferry, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…