Sandera Asing Di Tanah Nduga
Edisi: 19 Feb / Tanggal : 2023-02-19 / Halaman : / Rubrik : NAS / Penulis :
BERTARIKH 8 Februari 2023, surat berkop PT ASI Pudjiastuti Aviation dikirim kepada Presiden Joko Widodo. Isinya, meminta perlindungan dan bantuan untuk membebaskan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang dipimpin Egianus Kogeya.Surat yang ditandatangani oleh Susi Pudjiastuti, pemilik maskapai penerbangan itu, menyebutkan bahwa Phillip Mehrtens, warga Selandia Baru, memiliki istri warga negara Indonesia dan satu putra. “Kami sangat mengharapkan perlindungan dan bantuan Bapak Presiden melalui otoritas berwenang untuk dapat melakukan upaya penyelamatan atau tindakan lain yang diperlukan," begitu tertulis di surat itu.Susi Pudjiastuti meminta pertanyaan tentang penyanderaan Phillip Mehrtens ditanyakan kepada kuasa hukumnya, Donal Fariz. Adapun Donal tak membantah atau membenarkan isi surat itu. “Kami mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan Phillip Mehrtens,” katanya kepada Tempo, Senin, 13 Februari lalu.Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan anggota staf khususnya, Faldo Maldini, tak merespons pertanyaan yang diajukan Tempo ihwal surat tersebut. Belum jelas juga tanggapan Istana terhadap surat yang dikirim Menteri Kelautan dan Perikanan pada periode pertama pemerintahan Jokowi tersebut.
Pembakaran pesawat Susi Air di lapangan terbang Paro, Nduga, Wamena, Papua, 7 Februari 2023. Dok. Komando Nasional TPNPB-OPM
Sehari sebelum surat itu dikirim, atau pada Selasa pagi, 7 Februari lalu, pasukan Egianus Kogeya menyandera Phillip Mark Mehrtens, 37 tahun. Saat itu, Mehrtens baru saja mendaratkan pesawat Susi Air bernomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga. Pesawat itu bertolak dari Timika ke Paro sekitar pukul 05.33 dan tiba pukul 06.17 Waktu Indonesia Timur.Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan hasil olah tempat kejadian perkara menunjukkan pasukan Egianus telah menunggu di ujung landasan. “Mereka langsung menyergap dari sisi kanan dan kiri setelah pesawat mendarat,” ujar Faizal ketika dihubungi pada Rabu, 15 Februari lalu.Sambil memegang senapan, anggota kelompok itu menyuruh penumpang dan pilot turun dari pesawat. Mereka lalu membakar pesawat tersebut. Membebaskan lima penumpang yang semuanya orang Papua, gerombolan Egianus membawa lari Phillip Mark Mehrtens. Sekitar 18 menit setelah pesawat mendarat, manajemen Susi Air dan pemandu lalu lintas udara hilang kontak dengan Phillip Mehrtens.Dua jam kemudian, manajemen Susi Air mengutus satu pesawat dari Timika untuk mengecek kondisi di Bandar Udara Paro. Dari langit, pilot menyaksikan kepulan asap yang asalnya dari tubuh pesawat. Saat itu belum jelas betul penyebab pesawat terbakar. “Kami sempat menduga pesawat rusak atau terbakar karena mesinnya bermasalah,” ujar kuasa hukum Susi Air, Donal Fariz.
Polisi mendapatkan informasi tentang lokasi Phillip Mehrtens dari pelacak global positioning system merek Garmin. Empat jam setelah drama penyanderaan dimulai, lokasi alat itu berhenti sekitar 2 kilometer di selatan lapangan terbang Paro. Namun lokasi itu ternyata merupakan pengalihan yang dibuat kelompok Egianus.Komisaris Besar Faizal menyatakan pelacak itu dibawa oleh orang…
Keywords: Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Konflik Papua, TPNPB, Pilot Susi Air, Egianus Kogeya, Phillip Mark Mehrtens, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?