Mereka Yang Telah Wafat

Edisi: 19 Mar / Tanggal : 2023-03-19 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


RUMAH Sardjio Mintardjo di Oegstgeest, sebuah desa di utara Kota Leiden, Belanda, tidak pernah sepi pengunjung. “Yang kesulitan tempat tinggal beliau tampung di rumahnya, tanpa pernah memusingkan bayaran,” kata Ravando Lie, yang meraih gelar S-2 jurusan sejarah kolonial di Universiteit Leiden pada 2014, kepada Tempo, mengenang Pak Min—sapaan akrab Mintardjo. Di kalangan mahasiswa Indonesia di Belanda, terutama di Leiden, pintu "Pondok Pak Min" selalu terbuka sebagai tempat ngumpul dan berdiskusi ditemani sop buntutnya yang kesohor. Ia salah satu eksil yang disebut banyak orang sebagai bapak para mahasiswa Indonesia di Belanda. 
Mintardjo anak kelima dari sembilan bersaudara, lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 1936. Bapaknya giat dalam dunia pendidikan. Sejak muda Mintardjo aktif dalam organisasi kepemudaan. Pada 1962, dia pergi ke Finlandia bersama delegasi Indonesia untuk mengambil bagian dalam festival pemuda. Seusai festival, dia berkunjung ke Rumania. Di sana dia ditawari melanjutkan pendidikan di Bukares. Nasib membawanya tinggal di sana selama 28 tahun.
Peristiwa 1965 membuatnya tak bisa pulang karena masa berlaku paspornya tak diperpanjang. Pria ini memutuskan menetap di sana, bekerja sebagai akuntan. Ia menikah dengan perempuan Rumania, Liliana Gabriela Marinescu, yang memberinya tiga anak.
Pada 1990, setelah rezim komunis Rumania runtuh dan keadaan tidak menentu, Mintardjo pergi ke Belanda “dengan dokumen perjalanan dari pemerintah Rumania yang mencantumkan bahwa dia stateless, dan paspor Indonesianya yang sudah kedaluwarsa,” tulis sejarawan David Hill pada 2022 dalam Wacana, jurnal Universitas Indonesia. 
Masih dari tulisan Hill, Mintardjo meminta suaka dan memutuskan menjadi warga negara Belanda. Tujuannya adalah dia bisa berkunjung ke Indonesia pada 1994 untuk menengok ibunya yang sudah sepuh.
Sebuah video berjudul “Kita Mengenang Pak Min” memperlihatkan kecintaan para mahasiswa Indonesia di Leiden kepada Mintardjo. Video yang "diperuntukkan kakek, bapak, dan sahabat kami" itu diunggah ke YouTube oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Leiden setelah dia wafat pada…

Keywords: Lola AmariaG30SPeristiwa 1965Film DokumenterEksil
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…