Abstraksi Wadas Dan Elegi Pandemi
Edisi: 19 Mar / Tanggal : 2023-03-19 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
GAMBARAN Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, di tangan Hanafi tampak muram. Semuram kondisi desa di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, yang tengah terancam dikeruk batuan andesitnya untuk bahan membuat bendungan. Warna hitam dan putih mendominasi. Beberapa tampak tegas dengan blok hitam. Tapi tak sedikit yang hitam samar ataupun putih keabu-abuan. Seperti pada lukisan yang membentuk garis dengan ujung menekuk ke bawah. Satu lagi membuat lengkungan horizontal, sepintas seperti kepala backhoe yang menekuk.
Saat diamati saksama, lukisan berjudul Developmentalism #2 itu justru tampak seperti dua sosok yang saling memeluk. Ini mengingatkan kita akan cover majalah Tempo yang melukiskan seorang ibu memeluk erat anak lelakinya yang barus saja dilepas setelah diangkut polisi dalam tragedi 8 Februari 2022. Saat itu Wadas dikepung ratusan polisi serta 64 warga dikejar dan ditangkap dengan cara tak manusiawi.
Namun tak ada lukisan yang menggambarkan suasana chaos saat itu. Hanafi memilih ceritanya sendiri. Bentuk-bentuk kegundahannya atas developmentalism di Wadas ditegaskan dengan membubuhkan huruf atau tulisan dalam lukisannya, sekaligus untuk memperjelas pesannya atas Wadas. Ada huruf kapital “W” ataupun tulisan “Wadas”, “Wadas+”, “Bener”, “Andesit”, juga “Developmentalism”. Hal itu dilakukan berulang pada lukisan yang berbeda.
Lukisan Hanafi berjudul "Sarung Basah Ayah" di JNM Yogyakarta, 12 Maret 2023/Tempo/Pito Agustin Rudiana
Seperti pada citraan kotak keabu-abuan pada latar hitam. Dengan kuasnya, Hanafi menulis “Andesit” di dalamnya. Sementara itu, sosok hitam berdiri mematung di sampingnya. Ia juga menceritakan Sarung Ayah di Wadas dengan citraan kain bergaris hitam-putih yang sudah pudar dan kain sarung yang tak lagi utuh. Atau lukisan berlatar keabu-abuan dengan huruf “W” besar warna-putih di tengah. Ia memberinya judul W Rumahku.
“Meskipun saya tidak lahir di Wadas, tapi…
Keywords: Hanafi, Wadas, Pandemi Covid-19, Pameran Tunggal, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.