Menjual Musik Etnik Di Festival Imex Bali
Edisi: 1 Okto / Tanggal : 2023-10-01 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
LIMA perempuan mengenakan pakaian adat Makassar berwarna dominan merah memasuki panggung di pelataran Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali, pada Kamis malam, 21 September lalu. Diiringi tembang serta suara kendang dan gambus, perlahan mereka bergerak gemulai.
Para penari itu memperlihatkan tongkat pendek menyerupai obor dan menyalakannya. Penari Sanggar Sirajuddin, Kota Gowa, Sulawesi Selatan, itu menampilkan tari pepe pepe baine. Tidak hanya lincah memainkan dua obor di tangan, sesekali mereka mengibas-ngibaskan obor tersebut di bawah lengan, mirip permainan debus. Lima penari perempuan ini juga menyemburkan api melalui mulut mereka.
Panas dan bau minyak tanah menyengat di sekitar panggung ketika mereka menari. Masih dengan irama merdu dari empat penabuh dan seorang penembang, penonton diajak terlibat dalam aksi “bakar diri” itu. Satu dari lima penari mengajak salah satu pengunjung malam itu.
Salah satu personel grup musik Pepe Pepe Baine, Sangmawari, menyebutkan tarian ini biasanya dibawakan oleh para laki-laki lanjut usia. “Kali ini oleh penari perempuan,” ujarnya.
Sangmawari menjelaskan, sejak 1999, tarian ini dimodifikasi sehingga para perempuan pun bisa membawakannya. “Bapak mertua yang melakukan perubahan itu. Awalnya tarian ini mulai tumbuh sekitar abad ke-15 hingga ke-16 di Kerajaan Gowa sebagai sarana penyebaran agama Islam,” ucapnya.
Semula penampilan perempuan di depan umum dianggap tabu. Namun perkembangan zaman membuat perempuan bisa sederajat dengan laki-laki sehingga mereka bisa ikut membawakan tarian yang berarti "tari api" ini. Tarian ini juga terinspirasi kisah Nabi Ibrahim yang kebal api. Selain itu, unsur Islam, menurut dia, ada dalam lagu-lagu untuk mengiringi tari pepe pepe baine yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.
“Untuk penari perempuan ada pantangannya. Saat menari tidak boleh…
Keywords: Festival Musik, IMEX, Musik Etnik, Musik Tradisional, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.