Karya Seniman Biennale Jogja Sampai Ke Desa
Edisi: 29 Okt / Tanggal : 2023-10-29 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
SEBUAH bufet kayu tua berukir dipenuhi foto-foto tua di ruang tamu Museum Bibis di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 Oktober lalu. Museum itu bekas tempat Letnan Kolonel Soeharto, yang kemudian pada zaman Orde Baru memimpin Indonesia, mengatur strategi menghadapi agresi militer Belanda. Foto-foto itu secara kontras menampilkan foto-foto masa muda dua eksil Indonesia 1965 yang tinggal di Eropa Timur.
Kini keduanya sudah sepuh. Keduanya berkisah lewat video terpisah yang ditayangkan di dua layar televisi datar yang berdampingan. Saat itu mereka dikirim bersekolah ke negara-negara sosialis, terutama di Eropa Timur, pada 1960-an. Hingga hari ini mereka “terpaksa” menghabiskan pengujung umur di Republik Cek. Seniman kontemporer asal Bandung, Vincent Rumahloine, merekam kehidupan mereka dalam bentuk video. Mereka kehilangan rumah, membangun identitas baru, juga beradaptasi dengan budaya baru. “Kisah-kisah mereka cermin dari periode…
Keywords: seniman, Biennale Jogja, Jogja, Eksil, Perang Diponegoro, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.