Perayaan Natal Rasa Galungan Di Bali
Edisi: 31 Des / Tanggal : 2023-12-31 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :
JAM sudah menunjukkan pukul 18.15 Waktu Indonesia Tengah. Beberapa warga terlihat berkumpul di depan pintu gerbang rumah mereka di Banjar Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, 23 Desember 2023, dua hari menjelang Hari Natal. Mereka mulai nanceb atau memasang penjor.
Meski belum semuanya, warga Banjar Palasari memasang penjor serempak maksimal sehari sebelum Hari Natal. Seorang warga, Nyoman Wangi, 60 tahun, mengatakan penjor itu dibuat oleh anaknya. “Tadi baru mulai. Janur dan perlengkapan lain beli,” ujarnya. Perempuan yang bekerja sebagai penjahit ini juga menyiapkan sarana lain untuk merayakan Natal, seperti jajanan Bali, masakan olahan daging babi, dan canang sari. Nyoman Wangi membuat 30 canang sari untuk dibawa ke permakaman. “Canang kami letakkan di atas makam. Sebagai persembahan dan penghormatan bagi yang sudah meninggal,” ucapnya.
Adapun daging babi ia olah menjadi masakan seperti sayur ares, tum (olahan daging yang dikukus), dan babi kecap. Perempuan berkacamata ini menerangkan, dua hari sebelum Natal dinamai penyajan, sementara sehari sebelum Natal disebut penampahan. Untuk menyediakan jajanan Bali, Nyoman Wangi membeli kue bantal, bolu, hingga karamel. Seusai perayaan Natal dan ziarah ke makam di dekat gereja, makanan itu akan disuguhkan kepada keluarga dan handai tolan yang berkunjung. “Mirip Galungan. Itu sudah menjadi tradisi dan budaya di sini,” tuturnya.
Warga membuat hiasan untuk perayaan Natal di depan Gereja Hati Kudus Yesus Palasari, Kabupaten Jembrana, Bali, 24 Desember. Foto: I Gede Darsana Putra
Hari sudah tampak temaram. Nyoman Wangi dibantu oleh anaknya Fransiskus Made Yopi, 35 tahun, mulai mendirikan penjor di depan rumah. Beberapa anggota keluarga mereka ikut membantu. “Habis membuat penjor sekitar Rp 100 ribu,” kata Yopi. Pembuatan penjor, dia menuturkan, hanya membutuhkan waktu dua jam. Proses ini cepat karena penjor dibuat sederhana dengan tinggi 6 meter. Terdapat hiasan yang disebut bakang-bakang pada punggung penjor, sampaian sebagai gantungan, dan dekorasi dari janur di bagian bawah. “Bahan penjor ini tidak pakai bambu, tapi besi yang dibuat menyerupai bambu melengkung,” ujarnya.
Yopi mengatakan hampir semua warga Banjar Palasari membuat penjor dengan biaya murah. Hanya beberapa keluarga yang membuat penjor dengan biaya hingga ratusan ribu rupiah. “Termasuk ada warga yang khusus mencari tukang penjor,” ucapnya. Selain pada saat Natal, warga membuat penjor pada Hari Paskah dan Pentakosta.
Sepuluh menit setelah Nyoman Wangi, tetangganya di seberang jalan bernama Kadek Trias Adi Purnawan, 29 tahun, mendirikan penjor dibantu keluarganya. Dia memerlukan waktu lebih lama untuk membuat penjor karena menggunakan bambu dan mencarinya sendiri. “Ini seharian, karena mulai dari mencari bambu di kebun,” katanya. Hiasan penjor Kadek Trias tidak jauh berbeda dengan penjor Nyoman Wangi, hanya lebih panjang dan berbahan…
Keywords: Bali, Natal 25 Desember, Natal di Bali, Galungan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…