Siapakah Tiran Jawa
Edisi: 28 Jan / Tanggal : 2024-01-28 / Halaman : / Rubrik : KL / Penulis :
Democracies may die at the hands of presidents who subvert the very process that brought them to power. (Steven Levitsky & Daniel Ziblatt, How Democracies Die, 2018)
SEORANG tiran yang berasal dari Jawa (Javanese tyrant) menyelenggarakan pemilihan umum secara semu (pseudo-election) dan hanya sebagai topeng elektoral sembari merusak dan membunuh substansi demokrasi secara halus. “Elected autocrats maintain a veneer of democracy while eviscerating its substance,” kata profesor Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt di Harvard University, Amerika Serikat, dalam How Democracies Die (2018).
Sambil mempertahankan the veneer of democracy, seperti pemilu, partai politik, dan pelbagai institusi demokrasi lain, agar Indonesia terkesan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India, tiran Jawa terus merusak, menghancurkan, bahkan membunuh substansi demokrasi melalui polarisasi politik. Ia menciptakan dan melanggengkan polarisasi untuk kepentingan politik elektoral. Pemilu 2024 ini sama sekali bukan kontestasi politik yang jujur, adil, dan demokratis, hanya topeng demokrasi elektoral bagi tiran Jawa beserta para penerima warisannya untuk melanggengkan kekuasaan.
Pemilu tidak berlangsung dalam konteks pertarungan ideologi dan gagasan antar-kontestan dan partai politik untuk kemajuan Indonesia. Jauh dari itu. Rangkaian politik menuju pemilu justru ditandai dengan polarisasi dalam bentuk benturan antara mereka yang mempunyai kekuasaan dan…
Keywords: Soeharto, Jokowi, Demokrasi, Pemilu 2024, Free Access, Populisme, Politik Dinasti, Tiran Jawa, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…