Jalan Seni Rupa Goenawan Mohamad
Edisi: 11 Feb / Tanggal : 2024-02-11 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
WAJAHNYA tampak berduka. Sambil duduk bersila, dia memeluk sesosok tubuh yang kepalanya lunglai dengan mata terpejam. Gambar hitam-putih yang dibingkai dengan sudut melengkung itu berlatar suasana tempat yang kacau dan kelam lewat sapuan cat minyak berwarna cokelat kehitaman. Tulisan “GAZA, Oktober 2023” yang senada asap putih melayang dengan kontras. Goenawan Mohamad alias GM, 83 tahun, membuatnya pada kanvas berukuran 100 x 150 sentimeter dengan judul Gaza-Kollewitz pada 2024.
Karya itu, menurut kurator Wahyudin, merupakan hasil perombakan gambar sebelumnya yang dinilai GM seperti poster propaganda. Memadukan lukisan dengan gambar (drawing), kata dia, GM lantas meminjam atau melakukan apropriasi karya grafis seniman Jerman, Käthe Kollwitz, yang berjudul Woman with Dead Child buatan 1903. “Itu eksperimentasi drawing dan painting terutama ekspresionisme di Jerman pada masa Perang Dunia,” ujar Wahyudin.
Corak sapuan kuas yang kasar dilatari situasi serta kondisi sosial-politik di zaman perang, dan dianggap lukisan yang buruk oleh rezim Hitler. Gaya itu menjadi kecenderungan pada tiga lukisan terbaru GM yang lain, seperti Memedi, Spartakus, dan Imagining Frida. Pengunjung bisa membandingkannya dengan seri karya potret buatan GM pada 2020 yang menampilkan sosok sastrawan, seniman, dan aktor teater, seperti Sitor Situmorang, Melati Suryodarmo, Sapardi Djoko Damono, Jim Adhi Limas, Ayu Utami, dan Avianti Armand.
Imagining Frida
Sebanyak 123 karya Goenawan Mohamad bertarikh 2016-2014 kini tengah dipajang…
Keywords: Goenawan Mohamad, Seni Grafis, Bandung, Pameran Seni Rupa, Pameran Tunggal Goenawan Mohamad, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.