Pameran Seni Tintin Wulia Tentang Tragedi 1965
Edisi: 11 Feb / Tanggal : 2024-02-11 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
SEBUAH “tirai” tergantung, disorot lampu. Tampak aus dari kejauhan. Benang-benangnya mulai tercerabut dari tenunannya. Ketika obyek tersebut didekati, barulah jelas terlihat “tenunan” tirai itu tersusun dari potongan kertas seperti kertas berisi dokumen lawas. Lembaran benang merah dan biru menjuntai dari tenunan kertas yang kusut, tercerabut di serat poliester sepanjang 350 sentimeter tersebut. Karya itu berjudul Absence in Substantia: Frequency, yang dibuat pada 2023 oleh Tintin Wulia.
Absence in Substantia dikembangkan melalui analisis data yang disebut arsip Protokol Pembunuhan (The Protocols of Killings). Tintin mendapati arsip ini dideklasifikasi pada 2018. Arsip Protokol Pembunuhan berisi berita kawat yang dirahasiakan melewati Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada 1964-1968. Ini adalah catatan komunikasi yang luas selama masa kritis, seputar pembantaian massal 1965-1966. “Saya menemukan 798 dokumen berjudul ‘Pemberitahuan Penarikan’, ini adalah tempat dokumen yang ditarik kembali selama evaluasi resmi sebelum deklasifikasi,” demikian kata Tintin dalam katalognya.
Dari sana, ia berfokus pada arsip itu. “Dari Pemberitahuan Penarikan ini, saya mengambil tanggal yang mengacu pada dokumen asli untuk menampilkan grafik frekuensi dan kepadatan pencabutan.” Tintin mengamati lini masa yang mengerucut pada tanggal pembunuhan, 1 Oktober 1965. Dari arsip ini kemudian ia menghubungkannya dengan kematian dan hilangnya sang kakek. Sebuah kehilangan atau kekosongan yang tak tergantikan, juga dari perasaan yang sama dari keluarga mereka. Karena itu, ia kemudian memberi judul karyanya demikian. Tentang makna ketidakhadiran itu.
Tintin Wulia memamerkan beberapa karya baru dan karya lamanya dalam sebuah pameran tunggal di Baik Art Gallery di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pameran yang diberi judul “Disclosure” ini berlangsung pada 11 Januari-24 Februari 2024. Pameran memperlihatkan bahasa, intervensi, dan keterikatannya untuk mengartikulasikan kisah yang tak…
Keywords: Pameran Tunggal, Tragedi 1965, Pameran Seni Rupa, Tintin Wulia, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.