Pameran Seni Rupa Jeihan Sukmantoro Dan I Nyoman Gunarsa
Edisi: 3 Mare / Tanggal : 2024-03-03 / Halaman : / Rubrik : SN / Penulis :
PADA suatu waktu, saya bertandang ke Studio Jeihan di kawasan Padasuka, Bandung. “Manusia, apakah itu Bung, saya, tetangga, atau orang-orang yang lewat di sana, adalah rumah dari semua misteri. Dan misteri itu bisa menyamar pada tubuhnya, pada wajahnya, pada rambutnya, pada lengannya, pada kakinya. Namun semua misteri itu, sungguh mati, terpusat pada matanya. Maka, apabila saya berjumpa dengan seratus orang dalam seminggu, akan ada seratus mata yang menawarkan rahasia di hadapan saya. Akan ada seratus teka-teki yang mengganggu pikiran saya. Bung, pertanyaan atas misteri itu selalu saya jawab lewat bahasa filsafat mata hitam, yang saya format dalam bentuk lukisan. Meski jawaban itu tak pernah menghasilkan kesimpulan,” kata pelukis Jeihan Sukmantoro berapi-api dengan rentetan perkataan yang sulit berhenti.
Jeihan lantas mengajak menyaksikan beberapa karyanya yang terpajang di dinding lain. Dengan terus berceloteh ia menunjuk satu per satu lukisannya, yang berupa tableau figur-figur yang sedang duduk, berbaring, berdiri di sebuah ruang kosong tanpa setting.
“Bung, lihat, manusia yang saya tampilkan selalu bermata jelaga. Semua ini saya gubah untuk menawarkan imaji bahwa mata sosok-sosok itu bukan sedang memandang kita, tapi justru sedang menyedot penglihatan kita, dan membawa pikiran kita ke dalam lorong kehidupannya. Sampai akhirnya Bung diajak meraba-raba, sosok itu siapa? Dan apa yang pernah terjadi dan akan terjadi di ruang gelap riwayat hidupnya?”
Jeihan beringsut ke sudut lain, dengan tetap tiada henti berbicara.
Lalu ditunjukkan lukisan…
Keywords: I Nyoman Gunarsa, Pelukis, Pameran Seni Rupa, Jeihan Sukmantoro, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.