Gita Syahrani: Gotong-royong Untuk Iklim

Edisi: 21 Apr / Tanggal : 2024-04-21 / Halaman : / Rubrik : SOS / Penulis :


BERAWAL dari kebiasaan menyiram tanaman sambil mengucapkan terima kasih kepada tanaman itu ketika masih anak-anak, Gita Syahrani terus berupaya mendekatkan diri dan menyayangi alam agar berfungsi secara baik. Sejak kecil, aktivis lingkungan itu punya impian mengajak orang-orang merasa satu dengan alam. 
Perempuan 39 tahun ini mengatakan, bila manusia bersikap sembarangan kepada alam, yang punah bukanlah bumi, melainkan manusia itu sendiri. “Jadi bukan tentang menyelamatkan bumi, tapi menyelamatkan umat manusia jangan sampai terusir dari bumi,” kata Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi ini.
Salah satu upaya yang Gita jalankan adalah mendampingi pemerintah kabupaten dalam mewujudkan pembangunan lestari. Pada 2016, ia bergabung dengan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL)—asosiasi pemerintah kabupaten yang dibentuk untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Selama menjadi Kepala Sekretariat LTKL periode 2017-2023, Gita adalah sosok kunci di lembaga tersebut. Ia menjadi convener atau perangkai gotong-royong yang menjembatani kalangan industri, pemerintah, dan masyarakat dalam aksi kolektif menghadapi isu iklim dan pelestarian lingkungan.
Gita harus memastikan sembilan kabupaten dapat mewujudkan visi dan misi organisasi, yaitu menjaga 50 persen hutan, gambut, dan ekosistem penting serta menyejahterakan 1 juta keluarga di kabupaten anggota LTKL. Kemudian LTKL mengembangkan jejaring gotong-royong pembangunan lestari multipihak dan menyusun resep pembangunan lestari yang dapat direplikasi oleh semua kabupaten di Indonesia.
Setelah LTKL menjadi badan hukum pada 2018, Gita menggalang dukungan dari jejaring mitra. Total ada 27 organisasi mitra yang bekerja sama dengan LTKL. Ada sejumlah capaian yang mereka raih di bawah bimbingan Gita. Untuk kategori resep pengembangan berkelanjutan, terdapat lima kabupaten, yakni Sintang, Sanggau, dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat; Siak, Riau; dan Bone Bolango, Gorontalo, yang telah menyelaraskan dokumen perencanaan dengan prinsip berkelanjutan. 
Kabupaten Sintang; Siak; Sigi, Sulawesi Tengah; Musi Banyuasin, Sumatera Selatan; Gorontalo; dan Sanggau telah merancang kebijakan dan peraturan kerangka kerja untuk transformasi kabupaten berkelanjutan. Adapun Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh; Musi Banyuasin; dan Siak mendirikan struktur tata kelola multipihak melalui aksi kolektif untuk transformasi berkelanjutan. 
Selain itu, ada empat kabupaten, yaitu Sintang, Gorontalo, Musi Banyuasin, dan Sigi, yang telah melaksanakan implementasi model pemantauan dan evaluasi untuk mengukur dan melaporkan kemajuan berkelanjutan.
Untuk pelindungan ekosistem penting, capaiannya adalah 4 juta hektare hutan dan 1 juta hektare gambut di enam kabupaten. Ini telah tercantum di dokumen perencanaan dan kerangka peraturan sebagai dasar pelindungan ekosistem penting. Lalu seluas 76.744 hektare lahan gambut di tiga desa di Siak telah dilindungi melalui entitas bisnis berkelanjutan.
Untuk kategori kesejahteraan sosial, capaiannya antara lain terdapat dua entitas bisnis berbasis masyarakat yang terbentuk di Siak dan Sintang serta 36 entitas di kabupaten yang bertransisi menjadi bisnis berkelanjutan di sembilan kabupaten. Terdapat peningkatan pendapatan yang signifikan pada usaha berkelanjutan dalam dua tahun lewat program yang difasilitasi LTKL.
Adapun untuk aksi berkelanjutan, capaiannya…

Keywords: Krisis IklimAktivis LingkunganGita SyahraniPerangkai Gotong-RoyongLingkar Temu Kabupaten LestariKoalisi Ekonomi Membumi
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04

Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.

M
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10

Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.

M
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14

Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…