Tempo Dan Dunia Yang Bundar

Edisi: 02/21 / Tanggal : 1991-03-09 / Halaman : 51 / Rubrik : SUP / Penulis :


TEMPO disambut dengan serius, dengan antara lain menerbitkan edisi khusus
yang disebut sebagai nomor "Ini benar-benar kecap dapur." Sebuah edisi tentang
diri sendiri, luar-dalam, mukabelakang, dari kantor pusat sampai biro daerah,
dari seorang sopir sampai seorang direktur utama.

; Lama atau sebentar memang nisbi. Tapi untuk mengulang edisi serupa -- sudah
tentu dengan isi berbeda -- terasa belum waktunya. Ada hal-hal yang rasanya
hanya akan mengulang. Maka, dicobalah mencari "kecap dapur" yang lain.
Kebetulan, soal peliputan luar negeri, karena ada Perang Teluk, sedang jadi
perhatian. Dan TEMPO, jauh sebelum musim globalisasi kini, sudah mencoba
memasang orang di mana-mana untuk memonitor dan meliput dunia.

; Merekalah, "duta-duta TEMPO" di negeri orang, yang diharapkan menyumbang
bahan eksklusif, yang membuat berita luar negeri di majalah ini bukan hanya
dari tangan kedua (misalnya dari kantor berita asing). Mereka bisa saja warga
Indonesia yang karena satu hal terpaksa, atau memilih, tinggal di sana. Atau
mereka memang warga negeri tersebut, tapi dengan senang hati memilih menjadi
koresponden asing, dalam hal ini, koresponden TEMPO.

; Maka, pada ulang tahun ke-20 ini kami ingin menampilkan mereka, orang-orang
yang berada jauh dari Kuningan Kavling 17-C, tempat kantor TEMPO terletak,
tapi telah jadi dekat karena mereka bagian dari kami. Mereka yang
kadang-kadang oleh sumber berita ditanya majalah macam apa TEMPO itu, dan
dengan susah payah berusaha menjelaskan pada sumber yang belum pernah melihat
majalah ini, dan seandainya pernah melihat kemungkinan besar tak bisa
membacanya.

; Tentu, tak bisa dilupakan orang TEMPO yang sengaja dikirim dari Jakarta,
untuk meliput peristiwa di Manila, atau di mana saja. Dan pada dasarnya, semua
wartawan TEMPO sewaktu-waktu bisa ditugaskan ke mana saja.

; Semua itu tentu tak lepas dari induknya, yang disebut Koordinasi Reportase.
Di bagian inilah koordinasi peliputan luar negeri diatur. Lewat bagian inilah
penugasan dan laporan dikirimkan dan diterima.

; Ketika media audio-visual televisi bisa menyajikan satu pertandingan sepak
bola jauh di Italia secara langsung di Jakarta, sebuah media cetak seperti
TEMPO sungguh akan terasa ketinggalan tanpa liputan luar negeri dari tangan
pertama. Tentu tak akan bisa langsung sebagaimana televisi -- bukankah para
penonton televisi sedunia kaget dan kemudian trenyuh secara bersamaan ketika
menyaksikan pesawat ulang-alik Challenger pertama meledak 70 detik setelah
lepas landas? Maka, jadi tujuan kami, sebisa mungkin, menyajikan liputan
langsung, tentu, tetap dengan bumbu kecap ala TEMPO enak dibaca dan perlu.

; TEMPO dan Dunia yang Bundar

; Di zaman globalisasi ini, ketika perang bisa ditonton langsung lewat
televisi, liputan langsung ke sumber peristiwa bagi sebuah media tentulah
diperlukan. Inilah berbagai cara TEMPO mendapatkan berita luar negeri dari
tangan pertama. BAGAIMANA TEMPO meliput dunia?

; Menurut gambar kulit muka suplemen ini, caranya macam-macam. Ada yang
ngamplok rudal Scud (ngamplok maksudnya mendekap sesuatu yang tegak). Mungkin
ini cara tercepat untuk meliput suasana Perang Teluk. Ada yang mewawancarai
kambing. Ini tentu wartawan kelewatan kreatif, atau putus asa mencari bahan.
Yang lain tak cuma memonitor televisi, tapi bahkan masuk ke dalam pesawat
televisi itu sendiri dengan memecahkan layar kacanya. Bisa jadi ini karena ia
tak puas dengan siaran CNN yang disensor itu. Pokoknya, macam-macam.

; Yang paling praktis tentu saja mengikuti perkembangan berita dunia lewat
kantor berita asing, misalnya Reuters. Dari teleks kantor berita inilah
perkembangan terakhir bisa dibaca. Yang lebih cepat mengikuti berita dari
televisi Amerika yang bernama CNN atau Cable News Network itu. Bedanya, teleks
Reuters tak pakai gambar, CN tak pakai tulisan. Tinggal pilih, mana yang
disuruh kerja lebih keras: mata atau telinga. Tapi masalahnya, majalah seperti
TEMPO yang mingguan ini, apa hanya akan menyajikan berita dari teleks atau
layar televisi. ; Kalau memang ada rencana menurunkan tiras atau oplah majalah
ini, salah satu caranya ya itu tadi: berita luar negeri sekadar dari Reuters
atau CNN. Kalau mau bercapek-capek dan belum tentu menaikkan tiras, maka perlu
ada liputan khusus, setidaknya bahan-bahan yang bukan sekadar berita sehari.

; Tapi untuk apa bercapek-capek? Sambil lalu bisa dijawab, ya agar tak sama
dengan berita kantor berita. Jawaban berbau iklan tentu lain bunyinya.
Misalnya, bahwa berita saja tidak cukup; diperlukan latar belakang, analisa,
dan disajikan dalam tulisan yang enak dibaca.

; Maka, dipasanglah jaring-jaring. Dicarilah mereka yang bersedia menjadi
koresponden TEMPO di Tokyo, New York, Paris, London, Melbourne, dan lain-lain
kota yang dianggap perlu dan enak dihubungi. Mereka yang berdiam di kota-kota
itulah yang diandalkan memperoleh sesuatu yang eksklusif untuk disajikan pada
pembaca, agar pembaca TEMPO mendapat informasi yang lebih jauh dan tetap
membaca TEMPO -- pokoknya biar TEMPO enak dilanggani.

; Bagaimana pencarian calon koresponden? Atau dari mana datangnya mereka? Ada
yang dari Indonesia bekerja di Melbourne, atau dari Tokyo jatuh di Tokyo juga.
Pokoknya, datang dan pergi dan jatuh dari dan dengan cara aneka ragam. Tak
percaya? Silakan baca Sepak Terjang Sebagian "Duta TEMPO" di halaman 19
Suplemen ini. Untuk tak menimbulkan kecurigaan, tulisan itu dijamin dari
tangan pertama: para koresponden TEMPO itu kami minta menceritakan sendiri
pengalamannya (tentu, seperti kebiasaan TEMPO sejak nomor percobaan 20 tahun
yang lalu, tulisan itu pun diedit juga -- maaf).

; Hanya para koresponden tentu tak cukup meliput berita dunia yang lebar (lebih
tepat, yang bulat) ini. Masih diperlukan tenaga lain. Dan karena di bagian
Redaksi para anggotanya adalah para wartawan (baik tulis maupun foto), ya
merekalah yang diminta kesediaannya sekali-sekali ditugasi meliput berita ke
luar negeri. Itu alasan formalnya. Di balik alasan itu memang ada
maksud-maksud tertentu, yakni agar para wartawan belajar mengenal negeri orang
lain. Dan di balik alasan itu masih ada maksud-maksud tertentu: agar para
wartawan bisa pergi ke luar negeri dengan ongkos kantor. Sebab, pergi ke luar
negeri biaya sendiri, sulit. Diperlukan politik penghematan luar biasa dan
diperkirakan lebih besar gagalnya daripada berhasilnya.

; Menunjuk seorang wartawan untuk meliput ke luar negeri tentu tak sesulit
mencari koresponden di luar negeri. Memang, ada kriteria tertentu yang mesti
dipatuhi. Antara lain, waktu hendak ditugasi dalam keadaan sehat lahir batin.
Kedua, bisa mengganti kebiasaan makan makanan Indonesia dengan makanan negeri
yang hendak dituju. Ketiga, tahan dingin, bila ditugasi ke daerah yang
kebetulan sedang winter. Atau tahan panas, misalnya bila diminta meliput
pengaruh Perang Teluk pada ekonomi peternak unta di gurun Saudi.

; Masih banyak syarat lagi, yang tak semuanya bisa ditulis di sini, karena
dikhawatirkan bisa ditahui oleh sumber-sumber berita di luar negeri hingga
kelemahan wartawan TEMPO bocor, dan itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
TEMPO DAN DUNIA YANG BUNDAR
1991-03-09

Pada ulang tahun ke-20, tempo menerbitkan edisi khusus yang menampilkan "duta-duta" tempo yang berhubungan dengan…

P
PESTA, PRESTASI DAN BISNIS
1989-08-26

Sea games xv di kuala lumpur dari 20 agustus 1989 s/d 31 agustus 1989. diikuti…

M
MEREKA YANG TERBAIK
1989-09-09

Sea games xv di kuala lumpur, dengan indonesia menjadi juara umum. nurul huda & eric…