Liku-Liku Penyelundupan Minyak

Edisi: 17/29 / Tanggal : 2000-07-02 / Halaman : 45 / Rubrik : INVT / Penulis : Fibri, Rommy , S, Endah W., Prasetya, Adi


RATUSAN truk tangki berjajar di pinggir jalan. Kerumunan orang berteriak dan mengacung-acungkan poster karton. Suasana riuh seperti lazimnya sebuah demonstrasi. Tapi aparat tampak hanya berjaga-jaga dan melihat dari kejauhan. Ini memang bukan aksi garang mahasiswa menuntut pengadilan terhadap mantan presiden Soeharto. Unjuk rasa yang sempat memacetkan Jalan Raya Yos Sudarso dan sebagian ruas tol Cawang-Tanjungpriok di Jakarta, Kamis lalu itu, dilakukan para sopir dan kenek truk tangki yang biasa mengangkut bahan bakar minyak (BBM) dari depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Mereka menolak keputusan Toety Anggraeni, Kepala Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) Wilayah III Pertamina, yang menskors 16 agen minyak tanah di wilayah Jakarta. Hukuman berupa pengurangan jatah pasokan itu dikhawatirkan menetes ke bawah. Dampaknya, sejumlah rekan mereka-sesama awak truk tangki-terancam kehilangan periuk nasinya.

Benarkah? Kekhawatiran tergulingnya periuk nasi seperti dikemukakan para sopir dibantah Totok Soeparto. Menurut Kepala Humas Pertamina tersebut, pasokan minyak tanah di Jakarta-mencapai 6-7 juta liter per hari-sebetulnya tidak berkurang. Soalnya, "Jatah untuk agen yang diskors dipindahkan ke agen lain yang tidak dihukum." Jadi, mereka sebetulnya bisa tetap bekerja di agen-agen yang memperoleh tambahan jatah.

Tak mengherankan, seorang pejabat Pertamina mencium ketidakwajaran dalam unjuk rasa itu. Ada dugaan, "Demonstrasi itu ditunggangi oleh para agen yang nakal," ujarnya. Yang menarik, pejabat tadi tidak hanya mengarahkan telunjuk pada 16 agen yang diskors, tapi juga pada kelompok yang disebutnya kekuatan hitam dalam bisnis minyak. Apalagi mereka juga mengusung protes terhadap media massa yang mengungkap berbagai praktek lancung dalam bisnis minyak, seperti praktek pengoplosan dan penyelundupan BBM.

Nah, bila dugaan pejabat itu benar, kekuatan kelompok tersebut sungguh tak bisa dianggap enteng. Sebelumnya, mereka juga sudah menunjukkan kesaktiannya dalam mengatur jaringan pengoplosan dan penyelundupan BBM. Tak salah bila kekhawatiran merebak: kelompok penggarap bisnis BBM yang licin itu telah makin tumbuh dan berkembang bak mafia.

Tapi, siapa kelompok hitam yang menjalankan bisnis haram itu? Pertanyaan ini tak mudah dijawab.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.