Muslihat Cukong di Ladang Cepu

Edisi: 46/36 / Tanggal : 2008-01-13 / Halaman : 55 / Rubrik : INVT / Penulis : Dharmasaputra, Metta, Hidayat, Bagja, Suprayogi, Yosep


Megaproyek pengeboran di Blok Cepu menjanjikan fulus berlimpah. Semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak dan gas raksasa di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini. Para calo dan spekulan tanah ikut bermain. Tipu daya dikerahkan demi mengeduk untung dari harga pembebasan tanah yang didongkrak gila-gilaan. Penelusuran Tempo membedah ”kongsi” aparat dan pengusaha yang terjalin rapi di Banyu Urip, salah satu ladang Cepu.

TELEPON seluler Suwito Hariyanto berdering pada sebuah pagi pertengahan 2006. Seseorang yang mengaku karyawan PT Sido Muncul meminta pria 36 tahun itu ke Surabaya. ”Bos saya ingin ketemu sampeyan,” ujarnya. Sebagai bekas karyawan perusahaan jamu itu, Suwito tahu siapa yang dimaksud ”bos saya”. Ia segera meluncur dari rumahnya di Bojonegoro.

Di kantor cabang Sido Muncul di ibu kota Jawa Timur itu, Johan Hidayat menyambutnya. Si ”bos” yang juga komisaris perusahaan papan atas dalam industri jamu itu menyampaikan keinginannya. ”Tolong, carikan peta Blok Cepu, terutama Banyu Urip,” kata Johan membuka percakapan, seperti ditirukan Suwito kepada Tempo, November lalu.

”Buat apa?” tanya pengacara yang banyak menangani sengketa tanah di Bojonegoro itu.

”Saya perlu tanah untuk budidaya tanaman jamu,” kata Johan.

Blok Cepu adalah mandala minyak dan gas seluas 167 ribu hektare, meliputi Blora di Jawa Tengah serta Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur. Di dalamnya mendekam 318 miliar liter minyak dan 36,8 miliar meter kubik gas. Banyu Urip merupakan salah satu lapangan minyak di blok itu. Laiknya daerah kaya migas, area seluas 4.000 hektare ini tandus. Jadi, kenapa Sido Muncul ingin menanam bahan jamu di sini?

Setahun kemudian Suwito baru ngeh. Sesungguhnya tak ada niat serius dari pemilik Sido Muncul untuk bertani jamu-jamuan di sana. Bukan, bukan itu tujuan yang sesungguhnya. Yang dituju adalah keuntungan dari menjual tanah kepada Mobil Cepu Limited—unit usaha ExxonMobil Oil Indonesia yang punya kewenangan mengelola Blok Cepu.

Demi tujuan itu, adik Johan, David Hidayat, dikabarkan telah memborong tanah di sana. Ia disebut-sebut menguasai hampir seratus hektare lahan di wilayah itu, sehingga dijuluki raja tanah Banyu Urip. ”Informasi ini dibenarkan orang dekat Johan,” ujar Suwito. ”Targetnya 400 hektare.”

Bukan cuma David yang tergiur berbisnis tanah di Banyu Urip. Nama lain yang beken di antara warga setempat adalah Kartika Sari. Menurut Parmani, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Banyu Urip-Jambaran, kini para cukong spekulan tanah semacam David dan Kartika telah menguasai 70 persen tanah Banyu Urip.

Maklum, bisnis jual-beli tanah di kawasan ini menjanjikan keuntungan berlimpah. Di Banyu Urip, Mobil Cepu akan menggelontorkan Rp 350 miliar untuk membebaskan 700 hektare. Soalnya, harga pembelian terakhir sebesar Rp 50 ribu per meter persegi. Padahal harga tanah berdasarkan nilai jual obyek pajak di sana hanya Rp 3.500 per meter.

Tapi lihat akibatnya. Gara-gara merekalah, jadwal produksi tiga sumur minyak pertama di mandala itu: Alastua Timur dan Barat, serta Kedung Keris, molor. Semula, ketiga sumur ini direncanakan sudah beroperasi pada akhir tahun lalu.

Semua rencana itu berantakan karena proses negosiasi menjadi alot. Akibatnya, boro-boro menyedot minyak, pembebasan lahan saja hingga kini belum rampung. ”Kami mundur begitu tahu calo dan spekulan sudah menguasai tanah di sana,” kata Maman Budiman, Wakil Presiden ExxonMobil Oil Indonesia, Desember lalu.

Keterlambatan ini membikin berang pemerintah pusat. Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti Exxon harus sudah memulai pengeboran pada awal 2008.

Gerak cepat dipandang perlu karena pasokan minyak 165 ribu barel per hari dari Banyu Urip sangat ditunggu untuk membendung lonjakan subsidi bahan bakar, akibat kenaikan gila-gilaan harga minyak mentah dunia yang hampir tembus US$ 100 per barel—tertinggi dalam sejarah.

Pasokan dari Cepu juga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.