Terjerat Suap Massal Monsanto

Edisi: 49/36 / Tanggal : 2008-02-03 / Halaman : 53 / Rubrik : INVT / Penulis : Metta Dharmasaputra, Yosep Suprayogi, Philipus Parera


PELUANG Soleh Solahuddin lolos dari kursi terdakwa Kejaksaan Agung kian tertutup. Setumpuk bukti aliran suap dari Monsanto Company kepadanya membuat Menteri Pertanian di era pemerintahan B.J. Habibie ini sulit berkelit. Haruskah ia menanggung sendiri skandal suap massal yang melibatkan perusahaan pemasok kapas transgenik asal Amerika Serikat ini? Meski jumlahnya hanya sekitar Rp 7 miliar, penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan Agung, dan Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) mengindikasikan ”upeti” Monsanto dinikmati puluhan pejabat pemerintah.

SIAPA sangka, kesenangan Soleh Solahuddin bermain golf di Danau Bogor Raya pada sebuah akhir pekan, November 1998, kini berujung getir. Ditemani Johannes Adrianus Biljmer, Presiden Direktur PT Monagro Kimia, Soleh yang waktu itu menjabat Menteri Pertanian asyik menjajal lapangan golf 18 holes itu.

Tempo mendapatkan cerita dari sejumlah sumber bahwa di situlah rupanya sebuah deal penting terjadi. Biljmer sepakat memberikan kaveling tanah 1.500-an meter persegi di perumahan Danau Bogor Raya—sekitar 1,5 kilometer dari tempat mereka main golf—kepada Soleh.

Tak ada makan siang gratis, begitu bunyi pepatah Inggris. ”Upeti” itu dipersembahkan Biljmer untuk melicinkan izin penjualan bibit kapas transgenik buatan Monsanto Company di Indonesia. Monsanto adalah induk Monagro yang berbasis di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat.

Gara-gara urusan kaveling pelicin inilah, Soleh kini ketanggor perkara suap dan harus berurusan dengan Kejaksaan Agung—sebelumnya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, M. Salim, status kasus ini siap ditingkatkan ke penyidikan. ”Sudah 95 persen,” ujarnya, dua pekan lalu.

Inilah kasus suap massal yang melibatkan puluhan pejabat pemerintah dan para ”petualang bisnis” dari negeri adikuasa Amerika Serikat. Meski kasus ini ”cuma” menyangkut duit Rp 6,75 miliar, alirannya menjalar ke lebih dari seratus saluran. Berlangsung pada 1998–2002, penyuapan itu terbagi dalam dua fase.

Fase suap pertama terjadi di Departemen Pertanian ketika Menteri Pertanian dijabat Soleh. Dalam daftar aliran dana yang dilihat Tempo, penyuapan terjadi hingga kepala-kepala dinas. Suap juga mampir ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, DPR, dan DPRD. Menurut beberapa sumber, operasi ini dikendalikan langsung oleh Biljmer dari kantor Monagro.

Fase penyuapan kedua berlangsung sejak 1999 hingga 2003 kepada pejabat di Departemen Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup. Pada fase ini, operasi penyuapan dikendalikan oleh Charles Michael Martin, Direktur Government Affairs untuk Asia (lihat ”Ada Wayang, Siapa Dalang”).

Bau busuk skandal suap kapas transgenik pertama kali tercium di markas Monsanto pada Maret 2001. Pemeriksaan internal Monsanto menemukan ada transaksi tak jelas juntrungannya senilai US$ 700 ribu. Eh, setahun berikutnya, ditemukan lagi transaksi aneh di anak usahanya itu. Nilainya US$ 50 ribu.

Duit-duit itu kemudian terbukti sebagai uang pelicin. Jika ketahuan pemerintah, Monsanto bisa terkena sanksi berat. Soalnya, Foreign Corrupt…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.