Perjalanan Sebuah Kolusi

Edisi: 51/28 / Tanggal : 2000-02-27 / Halaman : 44 / Rubrik : INVT / Penulis : Adi, IGG Maha , Setiawan, Iwan , Tanjung, Leanika


BALONGAN adalah "karya" Orde Baru yang "luar biasa". Proyek ini benar-benar mega dalam segala hal: melibatkan dana yang sangat besar, nama-nama penggede beserta kroni-kroninya, dan (mungkin) kolusi dan korupsi gila-gilaan-yang memang masih belum dan tampaknya sulit dibuktikan secara hukum. Menyimak kronologi sejarah kelahirannya, tak mengherankan bila proyek ini melahirkan kilang dengan kerugian luar biasa pula.

1 April 1985
Perdana Menteri Inggris (ketika itu) Margaret Thatcher menawarkan hibah US$ 60 juta dan pinjaman lunak US$ 140 juta untuk membangun kilang di Indonesia.

21 Mei 1985
Foster Wheeler (FW), perusahaan pembangunan kilang dari Inggris, bertemu dengan staf ahli Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

7 Maret 1988
Pertamina mengirim surat kepada Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) selaku Ketua Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Isinya meminta persetujuan prinsip pengembangan proyek yang ditawarkan Inggris. Dengan memanfaatkan hibah dan pinjaman lunak, total investasi diperkirakan US$ 938,6 juta. Dalam surat itu disebutkan bahwa FW sebagai kontraktor, British Petroleum sebagai koordinator pemasaran, dan Mitsui & Co. sebagai pencari dana. Tidak dijelaskan kenapa Mitsui langsung ditunjuk tanpa lewat tender.

22 Maret 1988
Permintaan izin prinsip dari Pertamina untuk membangun kilang Exor disetujui DKPP lewat Mentamben Prof. Subroto, dengan prinsip pembiayaan yang tidak membebani anggaran pemerintah (non-recourse financing). Jadi, pembayarannya akan dibiayai seluruhnya dengan hasil kilang.

2 Agustus 1988
Terbentuk Japanese Financing Corporation, yang terdiri atas Mitsui, C. Itoh, Toyo Menka, Niisho Iwai, Soemitomo, dan Marubeni, yang akan menghimpun dana untuk Exor I Balongan. Japan Gasoline Corporation (JGC) diikutkan atas usul pihak Jepang. FW menyetujui dengan alasan JGC sudah berpengalaman membangun di Proyek Paraxylene Cilacap.

1-2 Maret 1989
Rapat konsorsium dengan Pertamina di London. Konsorsium memberikan harga awal investasi Exor I sekitar US$ 2,7 miliar. Angka ini belum memasukkan komponen bunga dan pajak. Harga ini memang belum definitif karena sedang dilakukan pengumpulan data secara menyeluruh. Pertamina meminta harga ini diturunkan.

14 April 1989
FW mengajukan revisi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.